Perubahan Iklim dan Perilaku Destruktif Manusia: Sebuah Renungan

10 April 2023, 10:56 WIB
Penulis: Agus Santoso Budiharso /

Perubahan iklim merupakan fenomena global yang telah menjadi topik utama dalam diskusi tentang lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Hal ini disebabkan oleh dampak yang signifikan terhadap kehidupan manusia dan ekosistem. Perilaku destruktif manusia terus menyebabkan perubahan iklim yang sangat mempengaruhi kualitas hidup kita dan mengancam keberlanjutan ekosistem bumi.

Artikel ini akan membahas perubahan iklim dan perilaku destruktif manusia yang mencakup pengertian perubahan iklim, penyebab, dampak, dan solusi untuk mengatasi masalah ini.

Baca Juga: Laporan ICW: Kader PDIP dan Golkar Paling Banyak Tak Patuh Laporkan Harta Kekayaan di AKD DPR

Banyak ilmuwan mendefinisikan Perubahan iklim yang kalau dielaborasi bermakna  perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata di seluruh dunia. Ini mencakup perubahan dalam suhu, presipitasi, angin, dan pola cuaca lainnya yang terjadi selama beberapa dekade atau lebih.

Perubahan iklim adalah fenomena alam yang telah terjadi sepanjang sejarah bumi. Namun, perubahan iklim yang kita alami saat ini lebih cepat dan lebih ekstrem daripada yang pernah terjadi sebelumnya.

Beberapa penyebab perubahan iklim diantaranya adalah faktor alam dan manusia. Faktor alam seperti aktivitas vulkanik, variasi orbit bumi, dan perubahan matahari dapat mempengaruhi iklim bumi.

Namun, penyebab utama perubahan iklim yang kita alami saat ini adalah aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas alam yang menghasilkan gas rumah kaca.

Gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O), menyebabkan efek rumah kaca, yang menyebabkan peningkatan suhu rata-rata bumi. Selain itu, kegiatan manusia seperti deforestasi, pertanian intensif, dan urbanisasi juga menyumbang perubahan iklim.

Perubahan iklim yang sedang berjalan ini memiliki dampak yang luas dan jangka panjang pada kehidupan manusia dan ekosistem. Beberapa dampak utama perubahan iklim meliputi:

  1. Peningkatan Suhu Global: Suhu rata-rata global telah meningkat sekitar 1,2°C sejak awal abad ke-20. Peningkatan suhu ini menyebabkan perubahan pola cuaca, pencairan es kutub, dan kenaikan permukaan laut.
  2. Kenaikan Permukaan Laut: Pencairan es kutub dan gletser serta pemuaian air laut akibat peningkatan suhu menyebabkan kenaikan permukaan laut. Ini mengancam pulau-pulau kecil dan wilayah pesisir yang rentan terhadap banjir dan erosi.
  3. Perubahan Pola Cuaca: Perubahan iklim menyebabkan perubahan pola cuaca yang ekstrem, seperti badai, banjir, kekeringan, dan gelombang panas yang lebih sering dan intens. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur, pertanian, dan pasokan air, serta meningkatkan risiko bencana alam.
  4. Kerugian Keanekaragaman Hayati: Perubahan iklim mempengaruhi ekosistem dan keanekaragaman hayati. Spesies yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan akan mengalami kepunahan, yang pada gilirannya akan mengurangi daya dukung ekosistem terhadap perubahan iklim.
  5. Dampak pada Kesehatan Manusia: Perubahan iklim juga memiliki dampak langsung dan tidak langsung pada kesehatan manusia. Peningkatan suhu dan perubahan pola cuaca dapat meningkatkan risiko penyakit menular, seperti malaria dan dengue, serta penyakit akibat polusi udara, seperti penyakit jantung dan pernapasan.

Baca Juga: Daftar Figur Bakal Calon Anggota KPU Manado yang Lulus Seleksi Tertulis dan Tes Psikologi

Berbagai perilaku destruktif manusia yang berkontribusi terhadap perubahan iklim di antaranya adalah:

  1. Pembakaran Bahan Bakar Fosil: Pembakaran bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan energi adalah penyebab utama emisi gas rumah kaca. Industri, transportasi, dan pembangkit listrik yang mengandalkan bahan bakar fosil semakin memperburuk perubahan iklim.
  2. Deforestasi: Penebangan hutan untuk keperluan pertanian, perkebunan, dan industri mengurangi kemampuan bumi untuk menyerap karbon dioksida. Hal ini juga menghancurkan habitat alami spesies yang bergantung pada hutan, sehingga mengurangi keanekaragaman hayati.
  3. Pertanian Intensif: Pertanian intensif menggunakan bahan kimia, seperti pupuk dan pestisida, yang dapat mencemari lingkungan dan mempengaruhi kualitas air. Selain itu, metode pertanian intensif juga menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti metana dan dinitrogen oksida.
  4. Konsumsi Berlebih: Gaya hidup konsumtif yang tidak berkelanjutan mempengaruhi lingkungan melalui peningkatan penggunaan sumber daya alam, seperti air, energi, dan bahan mentah, serta peningkatan jumlah limbah dan polusi.

Kunci untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya adalah pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan mengubah perilaku destruktif manusia, beberapa tindakan manusia yang bisa mencegah/mengurangi meningkatnya emisi gas rumah kaca ini adalah:

  1. Penggunaan Energi Terbarukan: Meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan hidro, dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
  2. Reforestasi dan Konservasi Hutan: Melakukan reforestasi dan konservasi hutan dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida dan menjaga keanekaragaman hayati. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan penggunaan lahan yang lebih efisien dapat membantu mencapai tujuan ini.
  3. Pertanian Berkelanjutan: Mengadopsi metode pertanian berkelanjutan, seperti pertanian organik, agroforestri, dan sistem pertanian terintegrasi, dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak negatif pada lingkungan. Penggunaan pupuk dan pestisida yang lebih ramah lingkungan juga dapat membantu mengurangi pencemaran.
  4. Pengurangan Konsumsi dan Limbah: Mengurangi konsumsi berlebih dan mengadopsi gaya hidup yang lebih berkelanjutan dapat membantu mengurangi tekanan pada sumber daya alam dan lingkungan. Upaya ini mencakup mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang, dan mengurangi makanan yang dibuang.
  5. Kebijakan dan Regulasi: Pemerintah harus membuat dan menerapkan kebijakan dan regulasi yang mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca dan pembangunan berkelanjutan. Ini dapat mencakup insentif untuk energi terbarukan, standar emisi kendaraan, dan pembatasan deforestasi.
  6. Penelitian dan Inovasi: Investasi dalam penelitian dan inovasi teknologi ramah lingkungan dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Ini mencakup pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon, efisiensi energi, dan solusi adaptasi untuk menghadapi perubahan iklim.
  7. Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan pendidikan dan kesadaran tentang perubahan iklim dan dampaknya pada lingkungan dapat mendorong masyarakat untuk mengambil tindakan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengadopsi gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

Dari uraian singkat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan iklim dan perilaku destruktif manusia merupakan tantangan besar yang dihadapi dunia saat ini.

Untuk mengatasi masalah ini, kita harus mengambil langkah-langkah konkret dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengubah perilaku destruktif.

Melalui kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat mencapai pembangunan berkelanjutan dan mengurangi dampak perubahan iklim pada kehidupan manusia dan ekosistem bumi.***

Penulis adalah Pengamat Lingkungan, Dosen Teknik Geologi Universitas Prisma, Sekretaris Dewan Pakar Keluarga Alumni Geografi Gadjah Mada, Wakil Ketua IV Baznas Provinsi Sulawesi Utara

Editor: Sahril Kadir

Tags

Terkini

Terpopuler