Sapi Merah dan Tanda Akhir Zaman: Perspektif dari Yahudi, Islam, dan Kristen

- 25 Maret 2024, 22:00 WIB
Sapi merah yang dipercayai Yahudi sebagai tanda akhir zaman.
Sapi merah yang dipercayai Yahudi sebagai tanda akhir zaman. /tangkap layar IG; @cordovamediaid./

“Tanda-tanda kiamat besar tidak ada sapi merah. Tapi ada keyakinan Yahudi bukan keyakinan Islam. Maka jangan dibawa, ini keyakinan Yahudi,” ucap Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.

Buya Yahya mengungkapkan bahwa orang Yahudi yakin kelahiran sapi merah murni menjadi tanda tibanya waktu untuk membangun Haikal Sulaiman atau Kuil ketiga.

Kuil ini pernah dihancurkan oleh pasukan Romawi yang dipimpin Titus pada 70 M dan ingin dibangun kembali.

Yahudi yakin bahwa kuil tersebut tidak bisa dibangun jika sapi merah belum lahir.

Keyakinan itulah yang dijadikan alasan kaum ekstrimis Yahudi untuk melakukan penyerbuan ke komplek Masjid Al Aqsa di Palestina.

“Kalau sudah keluar sapi merah, harus kita rebut Palestina, kita hancurkan, kita bangun kembali Haikal Sulaiman yang pernah ada dikembalikan lagi untuk menyiapkan raja yang akan datang, ini bisa berbahaya,” tutur Buya Yahya.

Lanjut Buya Yahya, seorang Muslim tidak boleh meyakini sapi merah sebagai pertanda datangnya kiamat, termasuk keyakinan Yahudi nonzionis.

“Alamat tanda kiamat yang diajarkan Nabi Isa adalah sama seperti yang diajarkan Nabi Muhammad. Tanda-tanda kiamat yang diajarkan Nabi Musa sama, karena Nabi Musa itu hanya bersumber dari ajaran Allah yang harus kita yakini,” ucapnya.

Tapi yang tidak semua Yahudi satu paham dalam hal ini, jadi itu salah satu keyakinan sekte Yahudi tentang tanda-tanda kiamat dan tanda akan dibangunnya kembali Haikal mereka, itu saja bukan urusan dengan Islam, tidak ada,” ujar Buya Yahya.

Pandangan Kristen

Sapi merah juga disebutkan dalam kitab suci umat Kristen, yaitu dalam Bilangan 19:1-10. Berikut selengkapnya keterangan Alkitab mengenai sapi merah betina Israel:

Halaman:

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x