Menyoal Kontributor PETI di Kabupaten Bolsel

- 9 Mei 2023, 19:29 WIB
Penulis: Cakra Wahyudi Ente
Penulis: Cakra Wahyudi Ente /

Bagi para kontestan politik, cost politic atau biaya yang perlu dikeluarkan selama pemilu berlangsung menjadi penentu gerakan.

Biasanya operasional itu banyak diserap oleh acara kampanye dan honor untuk sejumlah saksi calon di tempat pemungutan suara.

Ratusan juta bukan jaminan, tidak heran bila seorang politisi diharapkan modal besar pada setiap pencalonan.

Meskipun di satu sisi, praktik ini berpotensi menghambat para calon berkualitas tidak diusung oleh sebuah partai karena keterbatasan uang.

Pada momen inilah seorang investor atau korporasi tambang, rawan masuk memberikan dukungan dengan mendanai aktivitas dan kepentingan para calon.

Bila terjadi, hal tersebut akan menjadi cikal-bakal dari fenomena yang disebut ijon politik tambang.

Ijon politik ini juga bisa diartikan sebagai “hutang politik” para calon kepada pemodal yang harus dibayar ketika terpilih.

Adanya hal tersebut mengakibatkan lahirnya benturan kepentingan dalam menentukan kebijakan.

Dimana setiap kandidat yang menang dalam kontestasi bertanggung jawab mendahulukan kepentingan para pemodal dibanding rakyat.

Penjelasan di atas membantu penulis menerawang aktivitas PETI sepanjang 2019-2023 di Hulu Tobayagan. Paska pemilihan legislatif (2019) dan pemilihan kepala daerah (2020) operasi PETI tetap mulus berjalan.

Halaman:

Editor: Nazrul Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini