Serba-serbi Khitanan Massal NU Care-LAZISNU Sulawesi Utara Februari 2023

- 20 Februari 2023, 11:06 WIB
Khitanan massal NU Care-LAZISNU Sulawesi Utara diawali dengan proses pembaiatan yang dipandu langsung oleh Ketua MUI Manado Yaser bin Salim Bachmid
Khitanan massal NU Care-LAZISNU Sulawesi Utara diawali dengan proses pembaiatan yang dipandu langsung oleh Ketua MUI Manado Yaser bin Salim Bachmid /MANADOKU/Sahril Kadir

Menyisakan Cerita Unik dan Menarik

MANADOKU, Pikiran Rakyat - Kegiatan khitanan massal sering menyisakan cerita-cerita unik dan menarik, seperti yang terjadi dalam pelaksanaan khitanan massal NU Care-LAZISNU Sulawesi Utara di area Masjid Agung Awwal Fathul Mubien Manado, pada Minggu 19 Februari 2023 kemarin.

Pada khitanan massal NU Care-LAZISNU Sulawesi Utara yang melibatkan ratusan anak itu, banyak peristiwa unik dan menarik yang terjadi sehingga bisa membuat orang lain tertawa dan juga makin bersemangat.

Sebagaimana diketahui, kegiatan perdana LAZISNU Sulawesi Utara pada tahun 2023 itu mendapatkan perhatian yang cukup tinggi dari masyarakat muslim Sulawesi Utara. Sebab, peserta tercatat tidak hanya berasal dari Kota Manado saja, melainkan juga dari luar Manado.

 

Baca Juga: Masyarakat Muslim Antusias Ikuti Khitanan Massal NU Care-LAZISNU Sulawesi Utara

Kali ini, MANADOKU akan mengisahkan beberapa peristiwa unik dan menarik dari kegiatan khitanan massal tersebut.

Mualaf Jadi Peserta Pertama dan Terakhir

Khitanan massal kali ini tidak hanya diikuti oleh anak-anak dengan usia sekolah dasar. Terpantau ada sekira puluhan remaja yang juga mengikuti kegiatan ini. Bahkan ada juga mualaf berusia remaja dan dewasa yang ikut disunat.

Dalam pantauan MANADOKU, peserta pertama yang dikhitan adalah seorang mualaf berusia remaja. Sedangkan peserta terakhir merupakan mualaf berusia dewasa. Ketiga mualaf tersebut tampak semangat untuk dikhitan.

Musik dan Selawat Diputar Nonstop

Sejak peserta pertama menjalani proses khitan, panitia memutar musik dan selawat dari audio sistem secara nonstop. Bahkan saat musik atau selawat terhenti, panitia pelaksana secara cepat membunyikannya kembali.

Selain itu, orang tua anak calon peserta khitanan massal juga tak jarang sedikit berteriak untuk mengingatkan panitia agar tidak menghentikan audio yang dibunyikan cukup kuat itu.

Sekretaris LAZISNU Sulawesi Utara Eka Wira Putra, S.Kom menjelaskan bahwa hal itu dilakukan agar calon peserta tidak mendengarkan teriakan atau tangisan dari peserta yang sedang dikhitan.

"Karena pastinya tetap ada peserta yang akan menangis saat sedang dikhitan. Nah, tangisan mereka ini bisa saja menciutkan semangat dari calon peserta yang rata-rata masih anak-anak dan sedang antre," jelasnya.

Baca Juga: Berikut Arti, Sejarah Hukum dan Hikmah Sunat atau Khitan

Orang Tua atau Wali Takut, Pusing, dan Nyaris Pingsan

Orang tua atau wali dari peserta seharusnya memberikan dukungan agar peserta khitanan massal tidak takut saat akan maupun sedang dikhitan. Salah satunya dengan mendampingi anak saat proses khitan berlangsung.

Namun ternyata ada di antara orang tua atau wali yang justru takut mendampingi anaknya saat berada di meja khitan dengan beragam alasan.

Ada pula yang berupaya memberanikan diri tapi saat proses berlangsung justru si orang tua atau wali tersebut merasakan pusing. Bahkan ada yang tampak nyaris pingsan, sehingga harus dibantu oleh tim medis dan panitia.

Pada sisi lain, Sekretaris LAZISNU Sulawesi Utara Eka Wira Putra, S.Kom mengatakan, dari ratusan anak yang didaftarkan orang tua atau wali, tidak semua dikhitan.

"Ada belasan yang tak jadi dikhitan karena melarikan diri. Ada juga yang tak memenuhi syarat medis," pungkasnya.***

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini