Renungan Minggu, 19 Juni 2022, Pdt Altobely Sumlang: Pendidikan Membentuk Manusia Baru

- 18 Juni 2022, 23:58 WIB
Pdt. Altobely L. Sumlang, S.Th – Penulis adalah Pendeta Jemaat di GMIM Yarden Dendengan Dalam Wilayah Manado Timur Enam
Pdt. Altobely L. Sumlang, S.Th – Penulis adalah Pendeta Jemaat di GMIM Yarden Dendengan Dalam Wilayah Manado Timur Enam /dokumen pribadi/

MANADO HITS- Renungan Minggu 19 Juni 2022, ditulis oleh Pdt Altobely L Sumlang, S.Th, dengan judul Pendidikan Membentuk Manusia Baru, bacaan Alkitab Efesus 4:17-24.

Renungan Minggu, 19 Juni 2022, penulis adalah Pendeta Jemaat di GMIM Yarden Dendengan Dalam Wilayah Manado Timur Enam.

Renungan Minggu, 19 Juni 2022 dikutip ManadoHits.com melalui website dodokugmim. Menuliskan, saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus, kita dapat membayangkan bagaimana perilaku manusia di dunia ini jika semua manusia tidak mendapat didikan. Pasti kacau balau.

Setiap orang bisa saja berperilaku dan bertindak sesuai kemauannya sendiri. Sebab dia tidak tahu bagaimana cara untuk berperilaku dan bertindak yang benar. Sehingga betapa pentingnya pendidikan itu, sebab lewat pendidikan bisa membentuk atau mengubah seseorang.

Baca Juga: Polresta Manado Ungkap Penyalahgunaan Pengisian BBM Bersubsidi Jenis Solar, Nozzle Diberi Garis Polisi

Kata pendidikan tentu tidak asing lagi bagi kita. Hampir di semua lini kehidupan dapat dihubungkan dengan pendidikan. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia daring, pendidikan adalah proses, cara, perbuatan mendidik.

Dapat dikatakan pendidikan adalah usaha untuk mendidik seseorang agar terjadi perubahan. Nah, itu pendidikan secara umum, bagaimana dengan pendidikan Kristiani? Sebab umat Tuhan tidak hanya mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi juga harus menjadi orang yang takut Tuhan.

Maka, Allah menghendaki agar umat-Nya itu mendapatkan didikan yang didasarkan pada Alkitab/firman Tuhan, karena dengan didikan tersebut dapat membuat umat lebih tahu tentang Tuhan dan apa yang harus dilakukan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Itulah yang membuat Tuhan memberi perintah kepada orang Israel: haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring, dan apabila engkau bangun (Ulangan 6:7).

Baca Juga: Polisi: Ormas Khilafatul Muslimin Bertentangan dengan Pancasila

Diharapkan dari pengajaran yang berulang-ulang dan disegala waktu serta tempat itu ialah apa yang diajarkan bisa tertanam atau tersimpan di dalam hati dan memori umat-Nya.

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan Yesus, ada banyak surat Rasul Paulus yang bernuansa mendidik, ada pengajaran di dalamnya. Bacaan kita ini, dapat dilihat bahwa Rasul Paulus hendak mengajak umat Tuhan saat itu agar meninggalkan.

Dan jangan kembali pada manusia lama mereka yang tidak mengenal Allah, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, kehidupan yang dikuasai oleh hawa nafsu, dan seterusnya (ayat 17-19).

Mereka harus melupakan dewa dewi yang biasa disembah. Sebab mereka telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus (ayat 21).

Baca Juga: 23 Anggota Khilafatul Muslimin dari 4 Provinsi Ditetapkan Sebagai Tersangka

Jadi mereka telah mendapatkan didikan/pengajaran mengenai apa yang dikehendaki oleh Tuhan dan harus dilakukan. Rasul Paulus menegaskan kepada orang Kristen saat itu bahwa mereka harus menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru (ayat 22-24).

Realita masa kini, tak sedikit murid-murid Yesus yang masih menampakkan manusia lama, berupa jauh dari hidup persekutuan dengan Allah (malas ba ibadah, malas baca Alkitab, malas ba sombayang).

Masih memelihara kedegilan hati (nimau ja trima deng beking orang laeng pe nasehat), perasaan yang tumpul, selalu ingin menikmati hawa nafsu, dan kecemaran.  

Ada istilah Bahasa Manado: dia kwa Kristen KTP, yang dengan kata lain orang tersebut tidak menampakkan gaya hidup Kristiani. Padahal dia adalah murid Kristus, orang yang mengaku percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, tapi perilakunya jauh dari apa yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus.

Baca Juga: Beyonce Umumkan Rilis Karya Baru Bertajuk Renaissance Akhir Juli 2022

Orang yang telah menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru artinya dia telah bertobat. Pertobatan yang dikehendaki oleh Tuhan yaitu pertobatan permanen (pertobatan seumur hidup), bukan pertobatan temporer.

Pertobatan yang sungguh-sungguh ketika dia tidak kembali lagi pada perilaku lamanya. Memang tidak mudah untuk hidup dalam pertobatan, butuh perjuangan, komitmen, dan keteguhan hati.

Sering terjadi sebagai ujian dari pertobatan, dia akan diejek oleh teman-teman atau orang dekat: rupa tu butul-butul jo ngana, so laeng katu dia eh, dia kwa so bertobat.

Atau dia akan digoda untuk kembali pada perilaku lamanya. Orang yang kembali lagi pada perilaku lamanya itu bukanlah pertobatan melainkan hanya ujicoba, cuma da tes.        

Baca Juga: Pengabdi Setan 2 The Communion: Ini Pengalaman Tara Basro Syuting di Rumah Susun 15 Tahun Tak Berpenghuni        

Pendidikan menjadi salah satu cara untuk membentuk manusia baru. Khususnya pendidikan yang bermuatan Kristiani. Gereja dan keluarga harus berperan aktif serta bertanggung jawab untuk menciptakan manusia-manusia baru. Amin. ***

Editor: Valentino Warouw


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x