Mengenal Padusan, Tradisi Sambut Bulan Ramadhan di Yogyakarta

- 2 Maret 2023, 09:10 WIB
Pelaksanaan tradisi Padusan
Pelaksanaan tradisi Padusan /Tangkapan layar Instagram/@yani_sunarno_snm

MANADOKU, Pikiran Rakyat - Yogyakarta dikenal sebagai daerah yang sangat kaya dengan tradisi atau adat istiadat.

Termasuk di dalamnya saat akan menyambut bulan Ramadhan yang merupakan bulan yang sangat dinantikan umat Islam di manapun berada.

Menjelang bulan Ramadhan, umat Islam termasuk yang berada di Yogyakarta, akan melakukan sejumlah persiapan fisik dan batin agar bisa menjalankan ibadah secara maksimal.

 

Adapun masyarakat Yogyakarta maupun Jawa Tengah akan melakukan kegiatan yang sudah menjadi tradisi dan diberi nama Padusan.

Baca Juga: Kisah Syekh Abdul Qadir Jaelani: Jalani Puasa Sejak Masih Bayi dan Jadi Penanda Datangnya Bulan Ramadan

Apa itu Padusan dan bagaimana bentuknya? Berikut ulasannya sebagaimana dikutip dari Indonesia.go.id pada Kamis, 2 Maret 2023.

Dari aspek bahasa, Padusan berasal dari kata adus yang berarti mandi. Aktivitas tersebut merupakan tradisi masyarakat Jawa untuk menyucikan diri, membersihkan jiwa dan raga, dalam menyambut datangnya bulan suci.

Tradisi ini merupakan warisan leluhur yang dilakukan secara turun temurun dengan cara berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air, agar saat Ramadhan datang dapat menjalani ibadah dalam kondisi suci lahir maupun batin.

Padusan juga bermakna sebagai media untuk merenung dan introspeksi diri dari berbagai kesalahan yang telah dibuat pada masa lalu, sehingga semestinya ritual ini dilakukan seorang diri di tempat yang sepi.

Dengan pelaksanaan yang bersifat sepi, diharapkan muncul kesadaran diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya.

Dalam kondisi hening, akan hadir keyakinan dan kesadaran untuk melangkah memasuki bulan Ramadhan yang suci sebagai pribadi yang lebih baik lagi.

Sayang, akhir-akhir ini telah terjadi pergeseran nilai terhadap ritual Padusan, dimana aktivitas yang semestinya dilakukan seorang diri, kini berubah menjadi mandi, keramas atau berendam beramai-ramai di satu mata air, sehari sebelum menjalani ibadah puasa Ramadhan.

Jadi Komoditas Pariwisata

Pergeseran nilai ini justru menjadikannya komoditas pariwisata. Alhasil sejumlah tempat pemandian Padusan kini menjadi objek wisata saat menjelang datangnya bulan Ramadhan.

Di Yogyakarta setidaknya ada sepuluh lokasi yang biasa didatangi orang setiap tahunnya untuk menjalani padusan, dan setiap lokasi memiliki histori masing-masing.

Salah satunya adalah Umbul Pajangan di Jalan Kaliurang, Dusun Klangkapan, Desa Margoluwih, Sleman, yang konon sengaja dibuat Sunan Kalijaga saat tidak menemukan air untuk berwudhu. Ada juga Sendang Ngepas Lor di Desa Donoharjo, Sleman. Kegiatan serupa juga dilakukan di Umbul Petilasan Joko Tingkir, Semarang.

Dengan digelarnya tradisi padusan ini di tempat ramai, masyarakat luar dapat melihat betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia.***

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah