MANADOKU, Pikiran Rakyat - Salah satu destinasi wisata di Sulawesi Utara adalah Danau Tondano, yang belakangan ini mendapatkan sorotan karena daya tumbuh eceng gondok yang lumayan tinggi.
Danau ini terletak di daerah Tondano dan diapit oleh Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit Tampusu, dan Gunung Masarang.
Danau Tondano sebenarnya memiliki panorama yang indah, seperti yang pernah digambarkan Johann Friedrich Riedel, Zendeling dalam bukunya, ein Lebensbild aus der Minahassa auf Celebes.
Baca Juga: Legenda Gunung Manado Tua yang Kini Jadi Destinasi Wisata Baru Sulawesi Utara
Makanya, banyak yang mengatakan bahwa mengunjungi Sulawesi Utara khususnya Tondano tak terasa lengkap jika belum menyaksikan keindahan Danau Tondano.
Namun kali ini, MANADOKU tidak akan membahas keindahan panorama alam, melainkan legenda yang melekat di masyarakat setempat terkait awal mula terbentuknya.
Marimbouw dan Maharimbouw: Antara Janji dan Cinta
Masyarakat setempat percaya, Danau Tondano terbentuk karena legenda pelanggaran janji oleh dua insan yang saling mencintai namun tak mendapatkan restu orang tuanya.
Dahulu kala, terdapat sebuah gunung tinggi di daerah Minahasa, Sulawesi Utara, yang memisahkan masyarakat menjadi dua bagian, yakni Utara dan Selatan. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seorang tonaas atau pemimpin tonaas.