Platform ini dirancang untuk menjebak pemirsa dalam ‘lubang kelinci’ media sosial, yaitu dengan menawarkan konten berukuran gigitan-gigitan kecil, yang mudah dan cepat dikonsumsi secara berturut-turut.
Sistem juga lah yang membuat aplikasi tersebut sering secara otomatis menyarankan konten relevan, atau bahkan memainkan video serupa sehingga mengurangi potensi interupsi.
Meskipun menyajikan konten yang menarik kepada pengguna tidak selalu buruk, aksesibilitas media inilah yang membuat pengguna sangat sulit untuk melepaskan diri dari ‘lubang kelinci’ dan kembali ke apa pun yang sedang mereka kerjakan.***
Disclaimer: Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul Studi: 77 Persen Pegawai Bermain Media Sosial Saat Jam Kerja Berlangsung.