Hasil Penelitan, 77 Persen Pegawai Ketagihan Bermain Media Sosial di Saat Jam Kerja

- 2 Februari 2022, 11:54 WIB
Ilustrasi media sosial.
Ilustrasi media sosial. /Pexels/Tracy Le Blanc/

MANADO HITS — Penelitian Pew Research Center berjudul Social Media and the Workplace oleh Cliff Lampe dan Nicole B. Ellison menemukan sebanyak 77% pegawai bermain media sosial di saat jam kerja berlangsung.

Bahkan, berselancar di media sosial dilakukan hingga berjam jam lamanya.

Mereka seperti tersihir dan ketagihan untuk melakukan aktivitas tersebut berulang kali.

Baca Juga: Tarif Angkot di Manado Naik, LP2KKNP Minta Dishub Tindaki Angkot Tak Nyaman

Ironisnya, selama proses tanya jawab, seluruh responden penelitian ini mengaku tidak pernah meniatkan atau mengagendakan scrolling media sosial selama berjam jam meski sedang luang dan tidak ada tugas dari atasan.

Responden kompak merasa tersihir ketika menggulirkan ibu jari di layar ponsel hingga melewatkan beberapa jam yang terasa singkat tanpa kesengajaan juga tujuan yang jelas.

Untuk lebih memahami alasan orang terjatuh ke dalam ‘lubang kelinci’ atau lingkaran membingungkan semacam ini, telah dilakukan serangkaian penelitian dengan total responden sebanyak 6.445 siswa dan orang dewasa yang tinggal di Amerika Serikat.

Penelitian oleh Kaitlin Woolley dan Marissa A. Sharif ini mengusung judul Down a Rabbit Hole: How Prior Media Consumption Shapes Subsequent Media Consumption.

Baca Juga: Harga Jual Emas Naik, Ini Daftar Lengkap Harga Emas Antam dan UBS 24 Karat di Pegadaian Hari Ini

Melalui studi ini, peneliti mengidentifikasi tiga faktor yang memengaruhi seseorang memilih untuk terus melihat foto dan video daripada beralih ke aktivitas lain, yaitu:

1. Jumlah media yang telah dilihat orang tersebut.

2. Kesamaan atau relevansi seluruh media-media itu.

3. Cara mereka menyikapinya.

Baca Juga: ABK KM Lambelu dan Nelayan Hilang di Perairan Bolsel, Tim SAR Lakukan Pencarian, Begini Kronologinya

Di bagian awal penelitian, Woolley dan Sharif mengeksplorasi mengenai apakah keinginan menonton video selanjutnya dipengaruhi oleh seberapa banyak video yang sudah ditonton atau justru akan timbul efek jenuh setelah melihat terlalu banyak.

Hasil penelitian menjawab, peluang berhenti scrolling untuk kemudian bekerja kembali akan lebih besar bagi orang yang hanya menonton 1 video.

Semakin banyak konten yang dinikmati, efek jenuh justru akan semakin pudar.

Peneliti menarik simpulan, alasan mengapa audiens begitu mudah teralihkan oleh aplikasi seperti Instagram atau YouTube di tempat kerja adalah, sistemnya yang memang ditujukan spesifik untuk mengikat pengguna.

Baca Juga: Pembangunan Kantor Lurah Baru dan SMP Jadi Program Prioritas Kecamatan Singkil

Platform ini dirancang untuk menjebak pemirsa dalam ‘lubang kelinci’ media sosial, yaitu dengan menawarkan konten berukuran gigitan-gigitan kecil, yang mudah dan cepat dikonsumsi secara berturut-turut.

Sistem juga lah yang membuat aplikasi tersebut sering secara otomatis menyarankan konten relevan, atau bahkan memainkan video serupa sehingga mengurangi potensi interupsi.

Meskipun menyajikan konten yang menarik kepada pengguna tidak selalu buruk, aksesibilitas media inilah yang membuat pengguna sangat sulit untuk melepaskan diri dari ‘lubang kelinci’ dan kembali ke apa pun yang sedang mereka kerjakan.***

Disclaimer: Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul Studi: 77 Persen Pegawai Bermain Media Sosial Saat Jam Kerja Berlangsung.

Editor: Kim Tawaang

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini