Network
MANADOKU.COM – Dalam menyikapi pentingnya debat Calon Presiden (capres) dan Calon Wakil Presiden (cawapres) sebagai wahana adu gagasan, pengamat politik dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Ferry Liando, menekankan bahwa tujuan utama debat bukan sekadar mencari siapa yang paling cerdas, melainkan melihat alternatif kebijakan yang paling rasional dan dibutuhkan.
"Debat bukan ujian kecerdasan seperti mencari yang paling pintar dalam ujian skripsi. Harus berfokus pada siapa yang dapat menawarkan alternatif kebijakan yang paling dibutuhkan oleh masyarakat," tegas Liando, Selasa 5 Desember 2023.
Liando juga menyoroti poin penting lain, yaitu bahwa Pilpres bukanlah wadah untuk menawarkan program, mengingat program negara sudah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang perencanaan pembangunan.
Debat capres, ungkapnya, seharusnya lebih difokuskan pada pemilihan program yang paling prioritas dan strategi pelaksanaannya.
Baca Juga: Berkomentar Tentang Politik Dinasti di DIY, Ade Armando Dapat Teguran Keras dari Ketum PSI
"Perlu dibahas prioritas program, karena program dalam rencana pembangunan nasional bersifat umum. Oleh karena itu, diperlukan perdebatan mengenai prioritas mana yang lebih diutamakan dan perlu diwujudkan lebih dahulu," ungkap Liando.
Perdebatan juga, jelasnya, seharusnya mencakup prioritas pembangunan kewilayahan, seperti fokus di pulau Jawa atau di luar pulau Jawa.
“Ini perlu menjadi topik perdebatan yang serius, bukan hanya sebatas pilihan program,” bebernya.
"Pentingnya bukan hanya pada pilihan program, melainkan juga terkait dengan fokus wilayah pembangunan. Pilihan antara fokus di pulau Jawa atau di luar pulau Jawa harus menjadi bahan perdebatan yang mendalam," sambungnya.
