Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia dengan populasi padat dan lalu lintas yang padat, menghadapi tantangan besar dalam mengelola polusi udara yang disebabkan oleh NO2.
Berbagai faktor telah berkontribusi pada peningkatan konsentrasi NO2 di kota ini.
Kendaraan Bermotor
Lalu lintas yang padat dan jumlah kendaraan bermotor yang besar di Jakarta adalah salah satu faktor utama peningkatan konsentrasi NO2.
Meskipun langkah-langkah telah diambil untuk mengurangi emisi kendaraan, seperti menggunakan bahan bakar yang lebih bersih dan mendorong kendaraan listrik, jumlah kendaraan yang tinggi masih berdampak pada kualitas udara yang buruk.
Baca Juga: Kabar Terheboh! Jakarta Terapkan Work From Home dan Belajar Daring, Ada Apa?
Industri
Pertumbuhan industri di Jakarta juga merupakan penyumbang utama pencemaran NO2. Pabrik-pabrik dan proses produksi yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil dan bahan kimia tertentu dapat melepaskan gas-gas berbahaya ke atmosfer.
Pertumbuhan Kota
Pertumbuhan perkotaan yang cepat telah menghasilkan peningkatan permintaan energi, transportasi, dan fasilitas industri.
Akibatnya, konsumsi bahan bakar fosil yang meningkat dan aktivitas industri yang intensif dapat meningkatkan emisi NO2.
Pola Cuaca dan Topografi
Pola cuaca dan topografi juga dapat mempengaruhi konsentrasi NO2 di udara. Pada kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, seperti inversi termal, polutan dapat terperangkap di lapisan udara yang lebih rendah, menyebabkan peningkatan konsentrasi di permukaan.