FK UPN Veteran Jakarta Bedah Buku Karya Dekan Taufik Pasiak, Budhy Munawar Rachman cs Jadi Pembicara

- 21 Maret 2023, 10:27 WIB
DR. dr. Taufik Pasiak (tengah) saat Bedah Buku yang digelar FK UPNVJ
DR. dr. Taufik Pasiak (tengah) saat Bedah Buku yang digelar FK UPNVJ /Istimewa/

"Oleh karena itu lewat bedah buku ini diharapkan bisa menjadi bacaan dalam menambah khasanah berfikir dalam bidang keilmuan kedokteran. Kami mencoba mengenalkan spiritualitas sebagai sumber etika dimana selama ini sumber etika lebih kepada filsafat etika," ujar Pasiak.

Singgung Wali Majdub dan Jeane of Arch

Taufiq Pasiak selaku penulis mengawali bedah buku dengan kasus habib Syaikhon bin Mustofah al-Bahar yang dikenal sebagai wali majdub yang suka nyeleneh. Jika habib syaikhon diperiksa ke spesialis kedokteran jiwa sudah pasti di diagnose “gila” disertai dengan waham.

"Namun menurut orang-orang di sekitarnya beliau adalah wali dengan ilmu yang tinggi yang dapat menangkap maksud dan tujuan orang yang berniat bertemu dengannya. Kesan dari orang-orang sekitarnya bahwa habib syaikhan punya level pengetahuan di atas rata-rata," ungkapnya, menjelaskan.

"Selain itu habib Syeikhan juga mengalami halusinasi biasa melihat ataupun mendengar yang tidak dijangkau oleh orang lain, kadang mendengar sesuatu ketika didatangi ternyata orang lagi minta tolong," terangnya.

Kata Pasiak, kejadian habib Syekhan ini menandakan adanya kelemahan yang fatal pada ilmu kedokteran, bahwa manusia itu kompleks, tidak sesederhana yang hanya tertulis dalam diagnose gangguan jiwa, Harrison Principle of Internal Medicine,  maupun referensi yang lain tentang penyakit.

"Ternyata manusia punya jiwa yang lebih kompleks dari sekadar fisik. Hampir 25 tahun penulis meneliti ini. Fisik lebih banyak berbicara tentang sesuatu yang sifatnya normal, rerata dan berbeda tiap kultur," jelasnya.

Dalam tradisi Kristen, ada juga yang serupa bernama Jeane of Arch yang adalah panglima perang Perancis yang pada abad 17 dinyatakan menderita halusinasi dan gangguan jiwa, tapi beberapa tahun lalu ditetapkan sebagai mistikus.

"Inilah yang membuat penulis penasaran dan berpindah dari rencana menjadi spesialis bedah saraf kemudian mengambil doctor di bidang ilmu ini," akunya.

Menurut Taufiq Pasiak, ternyata dalam pengalaman aspek spiritual itu sama halnya dengan penderita kejiwaan, dimana kedua orang yang pengalaman spiritualnya tinggi psikopatologinya rusak (ada penipisan Ego).

"Orang gila dan orang yang spiritual tingkat tinggi menggunakan jalur otak yang sama. Jalur untuk spiritualitas dan sexualitas. Ternyata kepercayaan pada agama, takhayul, dan delusi menggunakan jalur saraf yang sama," katanya.

Halaman:

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x