BMKG Prediksi Sejumlah Wilayah Indonesia Masih Alami Cuaca Ekstrem Satu Minggu ke Depan

- 28 April 2024, 13:18 WIB
BMKG Prediksi Sejumlah Wilayah Indonesia Masih Alami Cuaca Ekstrem Satu Minggu ke Depan
BMKG Prediksi Sejumlah Wilayah Indonesia Masih Alami Cuaca Ekstrem Satu Minggu ke Depan /BMKG/

MANADOKU.COM - Deputi Bidang Meteorologi Badai Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto mengungkapkan bahwa dalam seminggu ke depan, masih ada potensi peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

"Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial, serta kondisi suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Indonesia," ujar Guswanto dalam keterangan tertulis yang diterima pada Minggu 28 April 2024.

Hal ini, menurut dia, tentu saja dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah di Indonesia.

Makanya, BMKG terus memantau hujan lebat hingga ekstrem yang melanda beberapa wilayah Indonesia sejak 22 April 2024, seperti yang terjadi di Luwu Utara (Sulawesi Selatan), Banjarbaru (Kalimantan Selatan), Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), dan Tanjung Perak Surabaya (Jawa Timur).

Baca Juga: Info Gempa Hari ini: Setelah Garut, Melonguane Talaud Bergetar

Senada dikatakan Kepala Pusat Meteorologi Publik, Andri Ramdhani, yang menjelaskan bahwa bulan April menandai periode transisi dari musim hujan ke musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.

Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dalam waktu singkat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, angin puting beliung, dan bahkan fenomena hujan es.

Salah satu ciri khas masa peralihan musim adalah pola hujan yang sering terjadi pada sore hingga menjelang malam, yang dipicu oleh udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang kuat pada pagi hingga siang hari memicu proses konveksi udara dari permukaan bumi ke atmosfer, yang kemudian menyebabkan pembentukan awan.

Halaman:

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x