Pada 1938 Soekarno terserang Malaria sehingga mereka pindah ke Bengkulu, dan Inggit tetap setia menemani.
Akhirnya mereka pulang ke Jawa melalui Padang, ketika Jepang mendarat di Indonesia pada tahun 1942 Jepang.
Inggit Garnasih tetap berada di samping, sebelum Soekarno jatuh cinta lagi. Inggit menolak dimadu dan memilih sendiri daripada harus berbagi lalu kembali ke Bandung.
Adapun Soekarno akhirnya menikah dengan Fatmawati pada 1944. Namun Soekarno tetap mengatakan bahwa Inggit adalah ratu dalam hatinya.
Dengan catatan sejarah tersebut sangat jelas bahwa Inggit Garnasih berperan besar dalam perjuangan Soekarno pada era pra kemerdekaan.
Soekarno bahkan disebut tak akan menjadi sangat gemilang tanpa pendidikan jiwa dari perempuan yang umurnya hampir 15 tahun lebih tua.***