Mengenal Sosok Inggit Garnasih, Istri Kedua Soekarno yang Tak Begitu Dikenal Warga

- 3 Februari 2023, 15:43 WIB
Inggit Garnasih.
Inggit Garnasih. /Tangkapan layar YouTube/Televisi Edukasi/

Berjasa Tanpa Tanda Pahlawan

MANADOKU, Pikiran Rakyat - Sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di luar Pulau Jawa kemungkinan besar tidak mengenal Inggit Garnasih.

Sebab hingga sekarang ini dia bukan siapa-siapa, meski memiliki jasa yang cukup besar dalam merebut kemerdekaan bersama Soekarno.

Untuk Anda yang belum mengenal Inggit Garnasih, dia adalah istri kedua Soekarno setelah menikah di Bandung, pada 24 Maret 1923, yang dikukuhkan dengan Soerat Katerangan Kawin No 1.138.

Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Inggit Garnasih, berikut ulasan singkatnya.

Baca Juga: Syarat Untuk Anies Baswedan Nyapres Lengkap, Siapa yang Bakal Jadi Cawapres Mendampinginya?

Inggit lahir dari pasangan suami istri Ardjipan dan Amsi, pada 17 Februari 1888, di Kamasan, Banjaran, Bandung, yang kala itu termasuk Keresidenan Priangan, Hindia Belanda.

Dalam beberapa catatan, Inggit telah menikah dua kali sebelum hidup berkeluarga bersama Soekarno. Pertama dengan Nata Atmaja, seorang patih di Kantor Residen Priangan.

Pernikahannya bersama Nata Atmaja tidak bertahan lama dan berakhir dengan perceraian. Selanjutnya, dia menikah lagi dengan seorang pengusaha Sarekat Islam, Haji Sanusi.

Sebenarnya pernikahan keduanya itu tak mengandung masalah berarti alias baik-baik saja. Namun Haji Sanusi banyak meninggalkannya dengan alasan kesibukan.

Akhirnya Inggit Garnasih bertemu dengan Soekarno yang jatuh cinta kepadanya. Akhirnya mereka menikah, meski terpaut usia yang cukup jauh. Kala itu, Inggit berusia 36 tahun, sedangkan Soekarno 22 tahun.

Kehadiran Inggit dalam hidup Soekarno ternyata memiliki arti yang sangat penting bagi masa depan bangsa. Namun sayang namanya tak pernah disebut meski hanya di dalam buku pelajaran.

Hanya seorang Ramadhan KH yang pernah menuliskan sebuah roman Soekarno-Inggit yang telah diterbitkan dan dicetak berulang kali hingga sekarang.

Sekilas tentang Roman Soekarno-Inggit Garnasih

Setelah menikah dengan Soekarno pada tahun 1923, Inggit banyak melewati cerita duka ketimbang suka. Sebab saat itu Soekarno sedang berjuang menamatkan kuliah di THS.

Karena suaminya tak mempunyai biaya yang cukup, Inggit ikut berjuang dengan menjual jamu untuk membiayai kuliah Soekarno hingga akhirnya menyandang gelar insinyur.

Tak cuma itu, pada akhir tahun 1929 Soekarno ditangkap polisi Belanda dan dimasukkan ke penjara Banceuy karena bersuara lantang melalui corong Partai Nasional Indonesia.

Saat itu, Inggit menggunakan berbagai cara sehingga berhasil masuk penjara untuk mengirimkan pesanan Soekarno seperti uang, makanan, koran, dan buku.

Bahkan tercatat, perempuan ini secara suka rela berpuasa selama tiga hari agar bisa menyelipkan buku di dalam kain kebaya yang dikenakannya. Disebutkan bahwa teks pidato Indonesia Menggugat lahir dari perjuangan Inggit Garnasih.

Selanjutnya, Soekarno dijatuhi hukuman empat tahun penjara dan dipindahkan ke penjara Sukamiskin. Maka Inggit pun menyambung hidup dengan menjahit baju dan menjual kutang, bedak, rokok, sabun, serta cangkul.

Pada 1 Agustus 1933, Soekarno kembali ditangkap polisi Belanda karena melancarkan pidato politik dan risalah pemikirannya yang dengan judul Mentjapai Indonesia Merdeka.

Pria yang akhirnya menjadi tokoh proklamasi ini pun dibuang ke Ende, Flores. Inggit Iba dan memilih tetap mendampinginya, dengan cara membawa serta ibu dan anak angkatnya, Ratna Juami, ke Ende. Mereka di situ selama lima tahun.

Pada 1938 Soekarno terserang Malaria sehingga mereka pindah ke Bengkulu, dan Inggit tetap setia menemani.

Akhirnya mereka pulang ke Jawa melalui Padang, ketika Jepang mendarat di Indonesia pada tahun 1942 Jepang.

Inggit Garnasih tetap berada di samping, sebelum Soekarno jatuh cinta lagi. Inggit menolak dimadu dan memilih sendiri daripada harus berbagi lalu kembali ke Bandung.

Adapun Soekarno akhirnya menikah dengan Fatmawati pada 1944. Namun Soekarno tetap mengatakan bahwa Inggit adalah ratu dalam hatinya.

Dengan catatan sejarah tersebut sangat jelas bahwa Inggit Garnasih berperan besar dalam perjuangan Soekarno pada era pra kemerdekaan.

Soekarno bahkan disebut tak akan menjadi sangat gemilang tanpa pendidikan jiwa dari perempuan yang umurnya hampir 15 tahun lebih tua.***

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x