Itikaf bisa menjadi wajib jika dinazarkan.
Umar radhiallahu ‘anhu, bertanya kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam:
كُنْتُ نَذَرْتُ فِى الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ أَعْتَكِفَ لَيْلَةً فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
“Pada masa jahiliyah, saya pernah bernazar untuk beritikaf semalam di Masjid al-Haram.” Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam pun memerintahkannya untuk menunaikan nazar tersebut (HR. Bukhari, no: 1927).
Batas Waktu Itikaf
Tidak ada batasan khusus dalam syari’at tentang waktu itikaf. Boleh lama boleh sebentar seperti satu jam atau kurang dari itu.
Allah Swt. berfirman:
وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
“Sedang kamu beritikaf dalam masjid” (QS. Al Baqarah: 187). Ibnu Hazm berkata, “Allah Swt. tidak mengkhususkan jangka waktu tertentu untuk beritikaf (dalam ayat ini). Dan Rabbmu tidaklah mungkin lupa” (Al Muhalla, 5: 180).
Dari Ya’la bin Umayyah radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata,
إني لأمكث في المسجد الساعة ، وما أمكث إلا لأعتكف