Sementara itu, dalam tausiyahnya, Ir. Hi. Djafar Alkatiri menjelaskan betapa Nabi Muhammad SAW adalah panutan bagi seluruh umat Islam.
Djafar juga menegaskan bahwa Nabi Muhammad telah menggambarkan dengan tulus bagaimana seharusnya adab dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
"Sejak usia dini, Nabi telah dikenal karena kesederhanaannya dan diberi gelar Al-Amin, yang berarti terpercaya. Oleh sebab itu, hingga dewasa, seluruh penduduk Mekah mengakui Rasulullah sebagai sosok yang baik," ungkap Alkatiri.
Menurut tokoh umat Muslim di Sulut ini, ada empat sifat utama yang dimiliki oleh Rasulullah, yaitu Sidik, Amanah, Tabligh, dan Fathanah.
"Apakah Anda mencari teladan sebagai ayah, suami, pemimpin, panglima, pengusaha, atau tokoh yang bisa dijadikan panutan? Semua sifat ini ada pada Rasulullah," kata Alkatiri dengan penuh semangat.
Tak lupa, dalam akhir tausiyahnya, Djafar Alkatiri membawa fakta menarik. Dalam buku berjudul "100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah" yang ditulis oleh Michael H. Hart pada tahun 1978, seorang astrofisikawan Yahudi, Rasulullah Muhammad SAW menduduki peringkat pertama sebagai Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah.
Fakta ini menjadi penyemangat tambahan untuk merenungkan makna dan pesan yang terkandung dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Rutan Manado.
Peringatan Maulid Nabi ini tak hanya menjadi momen religius, tetapi juga sebagai titik balik dalam perjalanan para narapidana untuk memperbaiki diri dan kembali sebagai warga yang memberi kontribusi positif dalam masyarakat.***