17 Ramadhan: Ali Bin Abi Thalib RA Diserang Abdurrahman ibnu Muljam

29 Maret 2024, 12:20 WIB
Ilustrasi Ali bin Abi Thalib yang mengalami tragedi naas pada tanggal 17 Ramadhan. /facebook/udin/

MANADOKU.COM - Jika berbicara tentang 17 Ramadhan, maka pikiran mayoritas umat Islam hanya akan tertuju pada peristiwa Nuzulul Qur'an. Padahal, pada tanggal itu juga pernah terjadi sebuah tragedi yang menimpa khalifah keempat Ali bin Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW.

Tragedi itu juga yang kemudian melengkapi fakta memilukan dalam sejarah Islam, di mana tiga dari empat Khulafaur Rasyidun wafat terbunuh. Selain Ali bin Abi Thalib ra (khalifah keempat), khalifah yang dibunuh adalah Umar ra (khalifah kedua), Utsman ra (khalifah ketiga).

Siapa yang akan menyangka bahwa sosok yang begitu istimewa, seorang khalifah, menantu, sepupu, dan orang terdekat Rasulullah SAW, memiliki atribut yang begitu mulia akan meninggal dunia dengan cara yang tragis.

Bahkan Imam Ahmad bin Hanbal pernah mengatakan, "Tidak ada satu pun sahabat Rasulullah SAW yang memiliki keutamaan sebagaimana yang dimiliki oleh Ali."

Baca Juga: 15 Kutipan Ayat Terkait Nuzulul Quran yang Beri Motivasi dalam Beribadah di Bulan Ramadhan

Namun ironisnya, keistimewaan 'Ali RA terhenti dengan kematian tragisnya, dibunuh oleh mantan pendukungnya sendiri.

Pada pagi hari Jum'at, 17 Ramadhan tahun 40 H, saat waktu subuh, Ali RA berjalan menuju masjid sambil berseru, "Semuanya, waktunya shalat, waktunya shalat."

Namun di tengah perjalanan, dia diserang oleh sabetan pedang Abdurrahman ibnu Muljam yang menusuk dahinya hingga merusak otaknya. Meskipun segera mendapat pertolongan, Ali RA tak bisa diselamatkan.

Pada malam Sabtu itu, menantu dan sepupu Rasulullah SAW ini menghembuskan nafas terakhirnya, meninggalkan kesedihan mendalam bagi umat Islam, seperti dikutip dari NU Online.

Peristiwa Bersejarah Lain

Nuzulul Qur'an

Ketika mendekati waktu diangkat menjadi Rasul, Rasulullah SAW sering menyendiri di Gua Hira. Dia menghabiskan waktu beribadah di sana selama beberapa malam, kemudian pulang ke istrinya, Sayyidah Khadijah, untuk mengambil bekal, sebelum kembali ke Gua Hira.

Proses ini berulang hingga akhirnya beliau dihadapkan oleh Malaikat Jibril membawa wahyu untuk pertama kalinya.

Menurut Imam Muhammad Al-Baqir, peristiwa ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan.

Beberapa pendapat lain menyebutkan tanggal 12 atau 24 Ramadhan sebagai waktu pertama kali wahyu disampaikan kepada Rasulullah.

Perang Badar

Perang Badar merupakan pertempuran pertama bagi pasukan Muslimin di medan perang. Terjadi di dekat sebuah tempat bernama Badar, sekitar ± 150 km dari Madinah, pada hari Jum'at, tanggal 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah.

Rasulullah SAW bersama sekitar 300 pasukan melawan tiga kali lipat jumlah pasukan Quraisy. Meskipun kalah jumlah, kaum Muslimin meraih kemenangan dalam perang ini.

Korban dari pasukan musuh mencapai 70 orang, sementara korban dari pasukan Muslimin hanya 14 orang. Sebanyak 70 orang dari pihak Quraisy juga ditawan.

Perang ini memiliki dampak yang sangat penting bagi keberlangsungan agama Islam.

Hal ini tercermin dari doa yang Rasulullah sampaikan saat itu, memohon kepada Allah agar menepati janji-Nya dan tidak membiarkan pasukan Muslimin dikalahkan, agar agama Islam tetap terjaga di muka bumi.

Allah tidak mengecewakan doa Rasulullah, karena setelah doa itu Allah mengirim seribu malaikat untuk membantu pasukan Muslimin, seperti yang disebutkan dalam surat Al-Anfal ayat 9.***

Editor: Sahril Kadir

Tags

Terkini

Terpopuler