Network
MANADOKU.COM - Pasti banyak yang mencari tahu bagaimana kondisi terkini Gunung Ruang setelah PVMBG menurunkan status menjadi level III siaga beberapa hari lalu.
Pasalnya, sekarang ini banyak lembaga yang lebih memilih untuk memfokuskan diri kepada penyaluran bantuan untuk warga korban erupsi Gunung Ruang.
Sementara status level III siaga tidak mengartikan bahwa Gunung Ruang sudah aman dari peluang terjadinya erupsi berskala besar seperti beberapa waktu lalu.
Terkait kondisi terkini Gunung Ruang dijawab oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA).
Kondisi pengamatan visual
Menurut Petugas PGA Gunung Ruang Farid Ruskanda Bina, Gunung Ruang tampak jelas, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 100-150 meter di atas puncak kawah.
Selain itu, kata Farid, sebanyak dua kali gempa vulkanik dangkal terekam dengan amplitudo 8-9 milimeter selama 7-8 detik.
Tidak hanya itu, ada dua gempa vulkanik dalam amplitudo 10-15 milimeter, S-P : 0.8-1.47 detik selama 10-12.5 detik.
Gempa tektonik jauh juga terjadi sebanyak lima kali dengan amplitudo 3-15 milimeter, S-P : tidak terbaca selama 67-130 detik.
Hal itu berdasarkan laporan aktivitas Gunung Api Ruang pukul 00.00-06.00 WITA, Kamis 25 April 2024.
Imbauan PGA
Petugas PGA meminta masyarakat mematuhi radius bahaya Gunung Ruang, yaitu sejauh 4 kilometer dari pusat kawah aktif.
"Masyarakat di sekitar Gunung Ruang, serta pengunjung/wisatawan diharapkan tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius empat kilometer dari pusat kawah aktif," imbau Farid.
Selain itu, PGA juga merekomendasikan masyarakat yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang yang masuk dalam radius empat kilometer agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius tersebut.
Masyarakat juga diimbau selalu menggunakan masker untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan.
Rekomendasi lainnya, masyarakat di sekitar Gunung Ruang diharapkan tetap tenang, beraktivitas seperti biasa.
"Jangan terpancing isu-isu tentang erupsi dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas gunung tersebut melalui aplikasi MAGMA Indonesia," harapnya.***
