Sekilas tentang Sejarah Sistem Pendidikan di Indonesia, Mulai dari Masa Hindu Budha hingga Reformasi

- 2 Mei 2023, 15:05 WIB
Ilustrasi sistem pendidikan di Indonesia
Ilustrasi sistem pendidikan di Indonesia /PIXABAY/

Mereka juga berinisiatif membangun sekolah-sekolah yang dapat digunakan untuk mempermudah penyebaran agama. Hal itu terwujud pada tahun 1536 di Ternate yang merupakan sekolah pertama pada masa itu.

Agama Kristen berkembang luas pada masa itu hingga akhirnya terjadi pemberontakan-pemberontakan yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan Portugis di Indonesia.

Masa Orde Lama 

Masa orde lama dimulai dengan kepemimpinan presiden pertama yaitu Ir. Soekarno. Saat itu, pendidikan di Indonesia masih melanjutkan apa yang telah diterapkan oleh Jepang dan menggunakan bahasa pengantar Bahasa Indonesia.

Media pembelajaran pada masa itu menggunakan buku-buku yang diterjemahkan dari Bahasa Belanda ke dalam Bahasa Indonesia yang sudah dilakukan sejak zaman Jepang.

Di bawah kekuasaan presiden Soekarno, pendidikan diberikan ruang yang cukup bebas. Pada masa ini, Indonesia dapat mengekspor guru ke negara tetangga, dan banyak generasi muda yang dikirim ke luar negara untuk menempuh pendidikan agar kelak dapat kembali lagi ke negeri sendiri untuk menerapkan pengetahuan yang telah didapatkan.

Pada masa ini, pendidikan dianjurkan untuk seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang kasta sebagai anak bangsawan atau sebagainya. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang sama antara satu dengan yang lain.

Masa Orde Baru 

Masa orde baru dipimpin oleh presiden kedua, Soeharto dan berlangsung selama 20 tahun serta berakhir pada tahun 1998.

Pada masa Orde Baru, hak untuk mendapatkan kesetaraan pendidikan tidak terpenuhi karena pemerintah masih mendominasi dalam pendidikan para pelajar.

Para peserta didik diberikan banyak beban materi yang harus dipelajari tanpa memperhatikan keberhasilan dalam pendidikan itu sendiri.

Pada masa itu, pendidikan ditujukan untuk kepentingan pemerintah guna untuk pembangunan nasional, agar melahirkan banyak tenaga terdidik tanpa memikirkan kualitas dari tenaga terdidik tersebut. Akibatnya mereka menjadi tenaga terdidik dengan tingkat kepekaan sosial yang rendah.

Halaman:

Editor: Sahril Kadir

Sumber: Kuras Institute


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini