Waspadalah! Frank Hoogerbeets Ramalkan Akan Ada Gempa Dahsyat di Pekan Pertama Maret 2023

- 2 Maret 2023, 10:23 WIB
Frank Hoogerbeets, Peneliti Belanda memprediksi akan terjadi gempa besar di pekan pertama Maret 2023
Frank Hoogerbeets, Peneliti Belanda memprediksi akan terjadi gempa besar di pekan pertama Maret 2023 /Tangkapan layar Twitter/Frank Hoogerbeets

MANADO, Pikiran Rakyat - Seismolog asal Belanda, Frank Hoogerbeets kembali menyampaikan prediksi akan terjadinya gempa dahsyat pada pekan pertama Maret 2023.

Sebagaimana diketahui, Frank Hoogerbeets menjadi buah bibir masyarakat dunia setelah prediksi gempa Turki dan Suriah terjadi beberapa waktu lalu.

Yang menarik, prediksi tersebut disampaikan dengan didasarkan atas pergerakan benda-benda langit.

 

Menurut Frank Hoogerbeets dalam laman YouTube SSGEOS yang diterbitkan pada 27 Februari 2023, minggu pertama bulan Maret 2023 akan menjadi sangat kritis.

Baca Juga: Deretan Gempa Paling Mematikan yang Terjadi di Abad 21, Termasuk Aceh dan Yogyakarta?

"Kami memiliki konjungsi planet pada tanggal 24. Itu adalah puncak ungu. Kami memperkirakan beberapa peningkatan seismik, tetapi tidak banyak, sekitar tanggal 25 - 26 sebagai hasilnya," ujarnya.

Pada tanggal 25 Februari 2023, kata dia, terjadi dua gempa bumi yang kuat, yakni M 6.1 di Jepang dan M 6.2 di Wilayah New Britain, Papua Nugini.

"Area ini juga ditandai oleh fluktuasi atmosfer yang kami rekam pada tanggal 21. Mereka adalah satu-satunya fluktuasi yang signifikan sebenarnya," katanya, menjelaskan.

Pada tanggal 2 Maret, dia melihat konvergensi geometri planet kritis yang akan menjadi sangat signifikan. "Dan juga pada tanggal 4 dan 5 kita melihat beberapa geometri planet kritis. Itulah puncak ungu khususnya," jelasnya.

Pada tanggal 1 Maret 2023, bumi memiliki Merkurius, Matahari, dan Mars bersamaan. Ini akan diikuti pada awal tanggal 2 Maret 2023 oleh Bumi, Venus, dan Jupiter secara bersamaan.

"Dalam 9 jam akan ada konjungsi planet lain, juga melibatkan Bumi. Itu adalah Bumi, Merkurius, dan Saturnus. Itu akan menjadi kritis. Konvergensi konjungsi dua planet dengan Bumi ini akan sangat kritis," ungkapnya.

Melihat kondisi benda-benda langit tersebut, lanjut Frank Hoogerbeets, kemungkinan akan ada peristiwa seismik besar hingga sangat besar sekitar tanggal 3 atau 4 Maret 2023.

"Bisa juga sekitar tanggal 6 atau 7 dengan Bulan Purnama. Mari saya jelaskan. Kami memiliki konjungsi planet lain yang akan tepat pada tanggal 5. Itu akan menjadi Mars, Venus dan Saturnus. Ini juga merupakan konjungsi planet kritis dengan Venus di tengah. Ini akan tepat pada tanggal 5, tapi itu akan terjadi dalam konjungsi yang sangat dekat…," sambungnya.

Dia memprediksi, tidak hanya ada satu peristiwa seismik yang lebih besar pada pekan pertama Maret 2023. "Mungkin ada beberapa peristiwa seismik, jauh di atas 6 magnitudo di minggu pertama bulan Maret ini," ujarnya lagi.

Baca Juga: Mengenal Padusan, Tradisi Sambut Bulan Ramadhan di Yogyakarta

Bisa Terjadi di Indonesia

Dia juga mengajak penonton untuk melihat fluktuasi atmosfer yang menurutnya bisa memberi gambaran di mana aktivitas seismik yang lebih besar dapat terjadi.

Berdasarkan fluktuasi atmosfer tersebut, Frank Hoogerbeets memprediksi gempa besar bisa terjadi di Kamchatka, Kepulauan Kuril dan Jepang di utara.

Beberapa daerah yang ada di Indonesia, kata dia, bisa juga terjadi gempa besar, seperti di atas Filipina dan juga menandai Sulawesi, Halmahera, bahkan mungkin Laut Banda, Indonesia.

"Ini bisa menjadi signifikan untuk tanggal 3 atau 4 Maret. Jika kita menghitung 6 hari dari tanggal 25, kita akan berakhir sekitar waktu itu. Ini adalah sebuah kemungkinan," beber Frank.

Untuk itu, dia berharap masyarakat yang berada di daerah rawan gempa agar selalu ekstra waspada dan membutuhkan rencana gempa.

"Tidak peduli ramalan apa pun, Anda memerlukan rencana gempa. Jadi saat tanah mulai berguncang, Anda bisa keluar rumah atau bangunan dengan sangat cepat. Itu akan menyelamatkan hidup," tegasnya.

Baca Juga: Wow! Ada Nama Angelina Sondakh di Pimpinan Lembaga Seni Budaya PP Muhammadiyah

Bantahan Iptek tentang Teori Frank Hoogerbeets

Setelah teori dan prediksi Frank Hoogerbeets menghebohkan dunia, sejumlah ilmuwan maupun lembaga membantah teori tersebut.

US Geology Survey (USGS) dalam pernyataan di laman FAQ di situs resmi mereka menyatakan tidak pernah mengetahui cara meramalkan kapan gempa akan terjadi.

"Baik USGS maupun ilmuwan lain tidak pernah meramalkan gempa besar. Kami tidak tahu caranya, kapan pun di masa mendatang. Ilmuwan USGS hanya dapat menghitung kemungkinan bahwa gempa bumi yang signifikan akan terjadi, ditunjukkan pada pemetaan bahaya kami di area tertentu dalam beberapa tahun," tulis organisasi itu.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono mengungkapkan bahwa teori gempa berdasarkan pergerakan benda langit hoaks dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.

Daryono juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak termakan hoaks terkait teori rambutan gempa yang tidak memiliki dasar teori yang benar. "Jangan otak-atik gathuk dengan teori rambutan gempa, yg tiada dasar," ucapnya.***

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini