Kontroversi Kebijakan Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi di NTT

- 2 Maret 2023, 00:31 WIB
Ilustrasi anak sekolah.
Ilustrasi anak sekolah. /Antara/Sakti Karuru/

Kebijakan ini berpotensi meningkatkan pengeluaran orangtua, karena siswa yang rumahnya jauh dari sekolah dan belum adanya kendaraan umum terpaksa menyewa kos di dekat sekolah atau membeli kendaraan bermotor, sehingga pengeluaran biaya sekolah menjadi semakin tinggi.

Tidak hanya terkait dengan kesejahteraan siswa dan orangtua, tetapi juga dengan kesehatan siswa.

Andreas Prasadja, seorang dokter sekaligus praktisi kesehatan tidur dan konsultan utama Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, mengatakan bahwa siswa SMA di NTT yang harus masuk pukul 5 pagi akan berdampak pada penurunan kualitas siswa.

Baca Juga: Sapa Warga Sulawesi Barat, AHY Sampaikan Salam dari Anies Baswedan dan SBY

Kurang tidur dapat menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit, seperti jantung, kanker, dan penurunan performa siswa.

"Hal ini karena jam tidur remaja dan dewasa muda secara biologis adalah pukul 23.00 ke atas, sehingga otak sebenarnya baru aktif sekitar 09.30-10.00 pagi," ungkapnya.

Dalam hal ini, penting untuk mempertimbangkan dampak kebijakan dan mengevaluasi solusi yang lebih tepat untuk mengatasi masalah pendidikan di NTT.

Sebagai contoh, memperbaiki kualitas guru dan sarana prasarana pembelajaran serta mengoptimalkan partisipasi publik dalam membuat keputusan terkait kebijakan pendidikan. ***

Halaman:

Editor: Suprianto Suwardi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini