Mewakili Indonesia, Prof Fadjry Djufry Paparkan Inovasi Keberhasilan Mencapai Ketahanan Pangan

- 25 Oktober 2022, 12:21 WIB
Direktur Balitbangtan Fadjry Djufry  (ketiga dari kiri) dalam acara Chief Scientist Roundtable: Science and Innovation for SDG 2 di kantor pusat Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia.
Direktur Balitbangtan Fadjry Djufry (ketiga dari kiri) dalam acara Chief Scientist Roundtable: Science and Innovation for SDG 2 di kantor pusat Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia. /Balitka/

MANADO HITS - Direktur Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Prof. Dr. Fadjry Djufry hadir mewakili Indonesia pada acara Chief Scientist Roundtable: Science and Innovation for SDG 2 di kantor pusat Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia, Kamis, 20 Oktober 2022 waktu setempat.

Acara ini merupakan bagian dari Forum Pangan Dunia yang bertujuan untuk berbagi pengalaman dalam membangun sistem pangan pertanian yang efisien, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.

Pada acara yang dihadiri oleh para pakar pangan dan pertanian dunia tersebut, Fadjry menyampaikan berbagai aspek terkait upaya Indonesia untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan gizi dan memajukan pertanian berkelanjutan, yang merupakan tujuan SDG 2.

Baca Juga: Buruan Bikin Paspor Masa Berlaku 10 Tahun di Imigrasi Manado, Biaya dan Persyaratan Tetap Sama

Fadjry menjelaskan, isu terkait pencapaian SDG 2 menjadi salah satu prioritas Indonesia. “Berbagai upaya telah dilakukan, seperti pemanfaatan teknologi, pengembangan grand design cadangan pangan nasional, dan stabilisasi pasokan dan harga pangan,” jelasnya dalam rilis yang diterima ManadoHits.com.

Menurut Fadjry, Indonesia telah mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai tantangan di sektor pangan dan pertanian.

“Menghadapi tantangan perubahan iklim, Balitbangtan telah melepas varietas baru yang tahan kekeringan, perendaman, keasaman dan penyakit. Untuk mengatasi masalah stunting, dua varietas fortifikasi juga telah dirilis, yaitu Inpari IR Nutri Zinc untuk lahan irigasi, dan Inpago 13 Fortiz untuk lahan kering”, jelas Fadjry.

Dalam paparannya, Fadjry juga menjelaskan bahwa irigasi merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan produksi pangan. “Hingga tahun 2021, pemerintah Indonesia telah membangun 205 bendungan, ribuan bendungan dan ini diikuti dengan pembangunan saluran irigasi, primer, sekunder dan tersier,” tambahnya.

Baca Juga: Buruan Daftar! Ikut Ujian Paket A, Paket B dan Paket C di Diknas Manado Gratis, Ini Syaratnya

Ia juga menyampaikan bahwa visi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo adalah membangun pertanian yang maju, mandiri dan modern dengan memanfaatkan mekanisasi dan citra satelit.

“Baik melalui mekanisasi dan penggunaan citra satelit untuk memantau hasil panen atau penggunaan sistem informasi kalender tanam terpadu untuk membantu petani menentukan kegiatan usahataninya,” kata Fadjry.

Menurut Fadjry, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian terus mendorong generasi muda dan petani wirausaha dengan memberikan pinjaman usaha berbunga kecil kepada UMKM pertanian dan petani skala kecil lainnya.

Baca Juga: Ini Daftar Merk Obat Batuk Sirup Diduga Pemicu Gangguan Gagal Ginjal dan Kematian pada Anak

Berbagai upaya tersebut mengakibatkan tercapainya sistem ketahanan pangan, Indonesia mendapat pengakuan dari International Rice Research Institute (IRRI).

IRRI memberikan penghargaan kepada Indonesia atas keberhasilan pencapaian swasembada beras dan sistem ketahanan pangan yang kuat periode 2019-2021 melalui inovasi dan teknologi pertanian milik Kementerian Pertanian yang disampaikan langsung oleh Ditjen IRRI kepada Presiden Joko Widodo pada 14 Agustus 2022,” tambah Fadjry.***

Editor: Kim Tawaang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini