AHY Sesalkan Indonesia Batal Tuan Rumah Piala Dunia U20, Sebut Ada 4 Kerugian yang Muncul

31 Maret 2023, 14:36 WIB
AHY saat ngobrol dengan milenial /Istimewa/

MANADO, Pikiran Rakyat - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sangat menyesalkan dan menyayangkan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.

"Ini seharusnya tidak terjadi. Saat ini, kita merasa malu di dunia internasional. Kita patut bertanya kepada pemerintah sekarang, mengapa hal ini bisa terjadi," ujar AHY saat berdialog dengan para milenial di Dermaga Sunda, Bandung Barat, pada Kamis 30 Maret 2023 kemarin.

Padahal seharusnya, kata AHY, ada ruang yang bisa dimanfaatkan untuk berdiplomasi, mengantisipasi, dan mengkomunikasikannya. "Nama baik dan reputasi kita di dunia internasional dipertaruhkan," timpalnya.

Baca Juga: AHY Ajak Generasi Muda Jadi Ujung Tombak Lawan Hoaks dan Fitnah

AHY menyesalkan bahwa ketika perhelatan Piala Dunia U20 akan segera dilaksanakan, tiba-tiba terjadi keributan di dalam negeri. "Di mana saja selama ini? Padahal ada ruang untuk berdiplomasi. Lagi pula, di ujung-ujung jelang perhelatan, tiba-tiba masing-masing punya suaranya sendiri dan tidak bisa didisiplinkan. Hal ini berdampak buruk pada nama baik negara," ujar AHY.

Menurut AHY, setidaknya ada empat kerugian dari batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20. Kerugian itu adalah sebagai berikut:

1. Reputasi Indonesia rusak. AHY menjelaskan bahwa buruknya nama Indonesia di dunia internasional karena dianggap tidak punya komitmen.

2. Persiapan mubazi dan para atlet terbaik Indonesia, para suporter, dan pecinta sepak bola Indonesia kecewa.

“Betapa kecewanya atlet-atlet kita, jangankan atletnya, keluarganya, kita semua sebagai suporter dan sebagai penggemar sepak bola nasional juga pasti tidak terima begitu saja," kata AHY menambahkan.

3. Kerugian materiil akibat dana negara telah dikeluarkan untuk persiapan penyelenggaraan Piala Dunia U20.

“Ini kan semua sudah diperbaiki nih, sudah disiapkan, itu uang siapa? Uang negara, uang siapa itu? Uang rakyat. Jadi rugi lagi kita, udah berapa stadion Indonesia yang dipersolek supaya jadi, supaya pantas dan siap menjadi tuan rumah tadi. Ya bukannya sia-sia, tapi tu kan dipersiapkan untuk perhelatan akbar dunia,” tambahnya.

4. Kerugian potensi, benefit atau keuntungan ekonomi yang bisa dihasilkan jika itu bisa dilakukan di Indonesia, termasuk pariwisata dan UMKM yang pandemi terpuruk.

“Bayangkan berapa negara yang akan datang. Belum lagi suporter dari negara lain di dunia yang ikut meramaikan untuk menonton. Jadi ada kerugian banyak potensi buat kita. Itu lapangan pekerjaan, penghasilan, devisa, itu macam-macam semuanya akan masuk ke kas negara juga,” kata AHY.

Selain itu, AHY menegaskan bahwa sebetulnya sampai dengan hari ini, jelas posisi Indonesia ingin turut memperjuangkan kemerdekaan Palestina. “Yes, itu ada dalam undang-undang dasar kita. Saya ulangi, itu ada dalam semangat konstitusi kita, masalah kemerdekaan berbangsa dari segala penjajahan di dunia,” katanya.

Tetapi, lanjut AHY, perjuangan dan solidaritas Indonesia untuk Palestina hendaknya diletakkan pada jalur diplomasi multilateral yang semestinya.

"Jangan campur adukkan. Forumnya tidak sama, kita punya banyak forum lainnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Ada namanya PBB, Perserikatan Bangsa-Bangsa, United Nations, yang setiap tahun menggelar Sidang Umum PBB atau UN’s General Assembly (GA)," sambungnya.

"Kalau mau disampaikan di situ. Tapi sudah berapa kali GA, sekalipun pemimpin kita tidak datang ke sana. Sekali lewat zoom ketika pandemi,selebihnya ya tidak datang. Padahal itu adalah forum yang baik untuk menyuarakan isu-isu dunia tadi, maupun ada forum-forum multilateral lainnya,” tegas AHY.

AHY juga berpesan, agar dunia sepak bola tidak dijadikan alat untuk berpolitik. “Kalau PSSI dijadikan alat politik, nggak akan benar sepak bola kita. Nggak hanya sepak bola, semua olahraga," jelasnya.

"Jadi saya berharap, kita semua bermohon lah kepada mereka yang mengurusi itu semua, pemerintah kita, pemimpin kita, ya benar-benar menata ini dengan baik. Jangan pakai agenda politik, jangan pakai tujuan untuk meningkatkan elektabilitas,” harap AHY.

Oleh karena itu, AHY mengajak anak-anak muda yang hadir pada dialog malam itu untuk tetap bersikap optimis. “Mari wujudkan perubahan dan perbaikan yang kita usung bersama,” tutupnya.***

Editor: Sahril Kadir

Tags

Terkini

Terpopuler