Asal Usul Nama Pulau Mahangsumangi di Sangihe, Lengkap dengan Artinya

- 19 Mei 2024, 18:00 WIB
Pulau Mahangsumangi
Pulau Mahangsumangi /Kemdikbud/

MANADOKU.COM - Pulau Mahangsumangi adalah sebuah pulau kecil yang terletak di selat Mahumu, sebuah selat yang memisahkan pulau Mahumu dengan pulau Sangihe Besar.

Pulau ini begitu kecil, dan hingga kini hanya terdapat sebuah rumah yang didiami oleh beberapa anggota keluarga.

Tapi tahukah Anda bagaimana asal usul nama pulau itu sehingga disebut Mahangsumangi? Berikut adalah ulasannya.

Baca Juga: Legenda Tanjung Likei dan Ular Sakti, Cerita Rakyat Sangihe

Kisah Borang dan Perahu dari Talaud

Pada abad ke-18, sebuah perahu layar dari Talaud tiba di selat Mahumu. Nahkoda perahu tersebut bernama Borang.

Borang dan kawan-kawannya datang ke pulau Sangihe Besar dengan tujuan menjual tikar rotan dan membeli bahan makanan.

Perahu mereka memasuki teluk Dhago, berbelok ke kanan, melewati Tanjung Hego di sebelah kiri dan Tanjung Bataeng di sebelah kanan.

Ketika mereka tiba di selat Mahumu, mereka mulai berdayung menyusur pantai Uai dan Lapepahe di sebelah kiri serta pantai Lawang (Mahumu) di sebelah kanan.

Tak lama kemudian, mereka sampai di sebuah pulau kecil. Kebingungan dan Ketakutan Borang dan Kawan-kawannya.

Setelah sampai di pulau kecil tersebut, Borang dan kawan-kawannya menoleh ke belakang.

Mereka sangat terkejut dan takut karena laut yang mereka lalui sebelumnya tampak tertutup oleh daratan.

Pemandangan ini disebabkan oleh Tanjung Bataeng yang seolah-olah berhimpit dengan daratan di belakangnya, membuat laut di antara dua tanjung terlihat tertutup.

Begitu juga dengan arah selatan yang tampak tertutup oleh Tanjung Nameng.

Perasaan heran dan takut membuat Borang dan kawan-kawannya merasa terkurung di selat Mahumu dan tidak bisa keluar lagi.

Mereka putus asa dan akhirnya menangis bersama-sama dekat sebuah pulau kecil di selat Mahumu.

Pertemuan dengan Nelayan

Pada waktu itu, seorang nelayan sedang mengail dekat pulau tersebut. Nelayan itu heran mendengar suara tangisan dari perahu dan mendekati mereka.

Setelah mengetahui identitas mereka, Borang menjelaskan bahwa mereka merasa terkurung karena laut tampak tertutup oleh daratan.

Nelayan itu tertawa dan menyanyikan sebuah lagu sasambo yang berbunyi: “Kapulung Borang sumangi, esang tanaheping.”

Artinya, “Kemauan Borang menangis, tempat keluar tidak tertutup.”

Nama Pulau Mahangsumangi

Mendengar lagu sasambo tersebut, Borang dan kawan-kawannya baru menyadari bahwa mereka telah keliru.

Mereka berhenti menangis dan dengan malu-malu mendayung perahu keluar dari selat Mahumu menuju selatan, kemudian menemukan jalan keluar melalui teluk Lapango untuk kembali ke Talaud.

Nelayan tersebut kemudian memberi nama pulau kecil itu "Mahangsumangi".

Dalam bahasa Sangihe, "Mahang" berarti "seperti" atau "sama dengan", dan "Sumangi" berarti "menangis".

Jadi, "Mahangsumangi" berarti "seperti menangis", merujuk pada Borang dan kawan-kawannya yang menangis di pulau tersebut.

Kesimpulan

Pulau Mahangsumangi di selat Mahumu menyimpan kisah unik dari abad ke-18 tentang Borang dan kawan-kawannya.

Kisah ini memberikan pelajaran tentang kebingungan dan ketakutan yang tidak perlu.

Hingga kini, pulau ini dikenal sebagai Mahangsumangi, mengingatkan kita pada peristiwa bersejarah yang terjadi di sana.***

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini