Part 2: Mengulik Pola Rekrutment Atlet Pelajar Sulut 2023

- 12 Mei 2023, 10:08 WIB
/

Andyka Lontoh, S.Pd.
(Praktisi Olahraga, Ketua Ikatan Guru Olahraga Nasional (IGORNAS) Sulawesi Utara)

Kajian penulis dalam bagian pertama mengetengahkan sebuah situasi di mana proses perekrutan atlet pelajar merupakan hal yang harus sesuai dengan prosedur yang jelas.

Proses perekrutan menyatakan bahwa 3 poin penting yang harus dipenuhi yakni
Pertama, pembinaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang baik dalam meningkatkan prestasi atlet, yang ditentukan oleh kualitas atlet yang dibina, kualifikasi pelatih, pelatih intensif.

Baca Juga: Toyota Umumkan Debut Global Urban Cruiser Icon, Siap Hantui Pasar Indonesia

Kedua, sumber daya manusia atlet & pelatih. Bahwa atlet dan pelatih sama-sama melalui sebuah perekrutan dan bukan hanya ditunjuk.

Jika demikian, maka atlet akan mendapatkan pelatih yang berkualitas dan profesional, yang tentu juga ditunjang oleh lisensi yang harus dipegang oleh pelatih itu.

Ketiga, manajemen. Hal ini menunjuk kepada semua hal demi memenuhi semua unsur antara lain: Pemilihan orang-orang dengan tes wawancara, penempatan orang-orang yang mengerti serta memahami manajemen olahraga, termasuk mengerti dengan benar apa itu perekrutan atlet.

Baca Juga: Banyak Partai Belum Ajukan Bakal Caleg ke KPU, Akademisi Unsrat Ungkap Kemungkinan Penyebabnya

Dari latar di atas, sebagaimana sudah diuraikan dalam Part pertama tulisan ini, berikut link-nya:

(https://manado.pikiran-rakyat.com/olahraga/pr-2366642632/mengulik-pola-rekrutment-atlet-pelajar-sulut-2023-1

Maka baik seorang pelatih yang akan menangani tim pelajar yang mewakili Sulawesi Utara dalam Popnas 2023 secara khusus bidang bola voli pelajar, haruslah seorang pelatih yang mumpuni, yang didukung oleh semua hal.

Demikian juga, seorang atlet pelajar harus melewati proses perekrutan yang benar, dan tidak hanya berdasarkan kedekatan dengan pelatih, manajer atau manajemen sebuah sekolah atau tim yang merekrut (seperti klub dia bernaung).

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Kampung Sawangan di Sulawesi Utara yang Pernah di Kunjungi Ratu Belanda

Proses perekrutan juga, dilakukan dengan cara merekrut semua tim, baik sekolah, klub, yang terbentang di seluruh wilayah Sulawesi Utara, yang melingkupi: Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Tomohon, Manado, Bitung, dan kabupaten/kota lain yang memiliki kualitas tim dan pemain voli yang tidak kalah.

Demikian juga, sebuah seleksi, tidak langsung mematok jumlah yang dijadikan standar untuk diutus, yakni 9 orang saja.

Mengingat waktu yang dirasa masih cukup, maka perlulah seleksi mayor (seleksi secara besar-besaran) karena peluang sangat terbuka bagi semua tim sekolah yang memiliki atlet yang penuh kualitas.

Baca Juga: Mesin 2 Silinder Guys! Intip Spesifikasi Motor Petualangan Suzuki V-Strom 800DE 2023

Dari tahap seleksi mayor ini, barulah ke tahap berikutnya, sampai mengerucut kepada 9 orang, sebagaimana yang disyaratkan oleh penyelenggaran Popnas 2023.

Dari hal-hal yang normatif itu, justru yang terjadi adalah berbanding terbalik. Dan jika terbalik keadaannya, itu tentu menjadi sebuah keprihatinan.

Prihatin karena jika dalam pemilihan, tidak dipraktekkan standar tertentu, yang lebih merata dalam merekrut atlet atau sosok-sosok mana yang dipandang lebih layak dalam ‘skill’, kemampuan dasar dan tentu saja, cukup ‘leading’ dalam hal ‘passing’, ‘spike’ dan kesiapan ketika ada ‘counter attack’ dari lawan.

Baca Juga: GEBRAKAN BARU! Yamaha Perkenalkan Motor Bebek Sport Baru Guys, Ini Spesifikasinya

Tak pelak, kita melihat bahwa, ketika terjadi kemandegan dalam membangun serangan, tim pelatih seperti kehabisan akal untuk sekedar mengubah strategi, agar kondisi pertahanan semakin parah.

Oleh karena itu, kita terus berharap bahwa model perekrutan harus jelas, dan tepat sasaran, karena yang diatasnamakan oleh Sulawesi Utara, adalah sebuah kualitas dari para atlet pelajar, dan bukan oleh kelompok, sekolah, atau klub tertentu.

Banyak sekolah yang memiliki kapasitas dan ketrampilan yang mumpuni, maka haruslah mereka diberi kesempatan atau minimal dilirik oleh tim yang ditugaskan untuk merekrut.

Baca Juga: Layanan BSI Mobile Kembali Normal, Nasabah BSI Bersorak Gembira

Dalam beberapa kajian penulis, seorang pengamat olahraga pernah berkilah bahwa di Indonesia, (semua jenjang) perlu ada perbaikan pola perekrutan atlet muda Indonesia.

Masalah olahraga Indonesia tak hanya pada pengembangan, tapi lebih dasar lagi, yakni perekrutan. Kita perlu ‘meniru’ pola perekrutan atlet di Jepang yang terbilang sukses di dunia olahraga, yakni mengenalkan olahraga sejak usia sangat muda melalui bangku sekolah.

Jepang, bahkan mewajibkan setiap siswa tak hanya aktif di bidang pendidikan formal, tapi juga di bidang olahraga.

Baca Juga: Gubernur Olly Dondokambey Yakinkan Pengusaha China Investasi di Sulawesi Utara

Sejak sekolah dasar, murid-murid sudah diwajibkan memilih satu cabang olahraga sebagai kegiatan ekstrakurikuler.

Jadi pengembangan pendidikan formal harus sejalan dengan olahraga. Bahkan olahraga sering dijadikan tolok ukur untuk masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.

Akhirnya, marilah kita belajar untuk bergerak berdasar arah yang paling fundamental, agar kiranya apa yang menjadi tujuan yakni prestasi tertinggi, sebagaimana harapan masyarakat Sulawesi Utara, bisa terwujud sebagaimana mestinya. Bersambung ...

Editor: Shezan Syafiqah Farnaz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x