MANADOKU.COM - Dalam gemuruh gerakan yang menegangkan, tarian tradisional Kabasaran dari masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara, menebar keajaiban budaya yang mencengangkan.
Dengan wajah yang tegang, mata melotot, dan senjata-senjata kuno, penari-penari ini mempertontonkan aksi-aksi menakjubkan yang seolah-olah memanggil kembali jiwa-jiwa prajurit di medan perang.
Tarian Kabasaran, yang pada dasarnya merupakan sebuah perangkat budaya, menampilkan lompatan-lompatan yang gesit, gerakan-gerakan maju mundur yang sigap, dan ayunan senjata yang penuh semangat.
Bagi orang-orang Minahasa, tarian ini bukan sekadar hiburan semata, melainkan juga sebuah kenangan hidup akan masa lalu yang penuh perjuangan dan keberanian.
Baca Juga: Kapal Pesiar MV Arcadia Singgah di Bitung, Turis Disambut Tarian Kabasaran
Sejarah tarian Kabasaran
Dilansir dari penelitian Vivi Nansy Tumuju dalam "Simbol Verbal dan Nonverbal Tarian Kabasaran dalam Budaya Minahasa," tarian ini memiliki akar yang dalam, dalam sejarah Minahasa.
Pada zaman dahulu, ketika wilayah mereka dihadapkan pada ancaman dan perang berkepanjangan, masyarakat Minahasa merekrut orang-orang kuat dan berani untuk melindungi desa-desa mereka.
Maka lahirlah para "waranei" atau prajurit perang, yang kemudian menjadi penari-penari Kabasaran, seperti dikutip dari Indonesiakaya.
Asal usul nama Kabasaran
Menurut catatan sejarah yang diteliti oleh Sutisno Kutoyo dalam "Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sulawesi Utara," tarian Kabasaran sendiri merupakan penyederhanaan dari tarian perang tradisional yang lebih kasar, bernama Cakalele.