Renungan Minggu, 12 Juni 2022, Pdt Jullyta Henny : Api Injil Memurnikan dan Memampukan Menilai Zaman

- 11 Juni 2022, 09:02 WIB
Pdt Jullyta Henny Rau-Kaurow S.Th M.Pdk.  Penulis adalah Pendeta Jemaat GMIM Nazareth Oarai Jepang.
Pdt Jullyta Henny Rau-Kaurow S.Th M.Pdk. Penulis adalah Pendeta Jemaat GMIM Nazareth Oarai Jepang. /dokumen pribadi/

MANADO HITS- Renungan Minggu 12 Juni 2022, ditulis oleh Pdt Jullyta Henny Rau-Kaurow S.Th M.Pdk, dengan judul Api Injil Memurnikan dan Memampukan Menilai Zaman, bacaan Alkitab Lukas 12:49-59

Renungan Minggu, 12 Juni 2022, penulis adalah Pendeta Jemaat GMIM Nazareth Oarai Jepang.

Renungan Minggu, 12 Juni 2022 dikutip ManadoHits.com melalui website dodokugmim. Menuliskan, Syalom,Saudara-saudara yang diberkati Tuhan.

Hari ini, tanggal 12 Juni kita memperingati HUT ke- 191 Hari Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen GMIM, ini adalah sebuah sejarah dalam perjalanan Pekabaran Injil di tanah Minahasa.

Baca Juga: Ramalan Shio, 11 Juni 2022: Ayam Jantan, Anjing dan Babi, Mungkin Shio Anda Cek Disini

Suatu kebanggaan dan rasa syukur kita pada Tuhan melalui orang-orang pilihanNya, Riedel dan Schwarz kita bisa mengenal dan merasakan nikmat Injil Yesus Kristus yang menyelamatkan.

Dibawa Tema Api Injil Memurnikan dan Memampukan Menilai Zaman kita diajak merenungkan panggilan gereja untuk terus bersemangat dalam memberitakan Injil Yesus Kristus.di dunia ini.

Jemaat yang diberkati Tuhan, apakah yang dimaksud dengan Api Injil beranjak dari ungkapan Yesus dalam Injil Lukas, 12 : 49, Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapa Aku harapkan, api itu telah menyala!

Ini adalah kiasan yang dipakai oleh Yesus untuk menunjukkan bahwa Api itu sesungguhnya adalah Yesus sendiri dengan segala karyaNya, yakni soal kehadiranNya, penderitaan, harapan, hingga akhir zaman, itulah Injil,yakni kabar baik atau kabar sukacita yang menyelamatkan manusia dari upah dosa yang adalah maut.

Baca Juga: Ramalan Shio, 11 Juni 2022: Kuda, Kambing dan Monyet, Mungkin Shio Anda Cek Disini

Api Injil yang menyala adalah kekuatan besar untuk mengalahkan segala bentuk kuasa yang yang ada di bumi termasuk kuasa maut sungguhpun harus melalui suatu proses pengorbanan dengan bagaimana Yesus harus menerima Baptisan.

Bahwa  Baptisan yang diterima Yesus tidak hanya menunjuk pada Air, tentang ditenggelamkan, diusap atau dipercik, yang hingga sekarang masih menjadi polemic gereja-gereja untuk membenarkan soal cara.


Kapan dan dimana Baptisan itu harus dilakukan melainkan sesungguhnya ini menunjuk pada sebuah penderitaan yakni salib yang harus dipikul dan kematianNya. Karena itu arti baptisan adalah dimasukkannya seseorang dalam kematian dan kebangkitan Yesus.

Dalam kemanusiaan Yesus, Ia menyadari beratnya sebuah pengorbanan ini dalam ungkapanNya, betapakah susahnya hatiKu sebelum hal itu berlangsung tetapi semuanya harus dilakukanNya.
 
Baca Juga: Ramalan Shio, 11 Juni 2022: Kelinci, Naga dan Ular, Mungkin Shio Anda Cek Disini

Dan Api Injil terus menyala meskipun cara dunia yang mematikan Dia, tetapi Yesus bangkit dari kematianNya. Api Injil tidak bisa dibendung atau dikalahkan dengan cara apapun yang dilakukan oleh dunia.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus
Tetapi inilah tantangan yang Yesus berikan, bagaimana cara seseorang menerima Api Injil memang berbeda-beda sehingga terjadi pertentangan mulai dari keluarga, dalam rumah, ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan, ibu mertua dan menantu perempuan.

Api Injil adalah sebuah pilihan. Pertentangan akan terjadi untuk menentukan pilihan dalam kehidupan beriman seseorang apakah ia mau menerima Injil dan mengikut Yesus atau tidak. 

Karena itu ada banyak keluarga yang berbeda iman, suami, istri,orang tua, anak, kakak beradik. Jangankan berbeda agama, dalam keluarga Kristen pun berbeda gereja.
 
Baca Juga: Ramalan Shio, 11 Juni 2022: Tikus, Sapi dan Harimau, Mungkin Shio Anda Cek Disini

Tetapi bukan karena berita Injilnya melainkan pada organisasi gerejanya, adanya rasa persaingan, demi sebuah prestise, beban moral, persahabatan dan masih banyak hal lain yang mempengaruhi. pilihan bergereja yang semakin kompleks.

Apakah ini maksud Api Injil yang terus menyala dengan membuahkan pertentangan ? Bukan. Api Injil adalah sebuah maha karya agung Tuhan bagi dunia yang tidak dapat dibungkam oleh kekuatan apapun yang dimiliki oleh dunia ini.

Tetapi cara manusia melihat Api Injil ini dengan kacamata dunia bukan iman.membuat manusia gagal untuk melihat kebenaran yang menyelamatkan.

Yesus hendak mengkritik keras kepada orang-orang Yahudi, orang-orang Farisi serta para imam dan ahli taurat yang merasa hebat dengan pengetahuan yang dimiliki bahkan yang menganggap bahwa merekalah pewaris dari Kerajaan Allah.
 
Baca Juga: Renungan Harian Katolik, 11 Juni 2022: Sukacita Melayani Tuhan

Mereka hanya memakai kehebatan pengetahuan, kepintaran atau kepandaian dengan berbagai rumus yang mereka buat sehingga memperlihatkan gaya hidup yang sok pintar, sok hebat.

Dan seakan mampu menikmati kehidupan di dunia ini seterusnya dan selamanya karena itu Yesus menyapa mereka dengan hai orang-orang munafik  mereka yang bisa menilai rupa bumi dan langit, pergerakan awan dan angin untuk melihat hujan dan panas, tetapi tidak bisa menilai zaman.

Menilai zaman tidak semata dilihat dengan pengetahuan tetapi dengan pengenalan yang benar pada Api Injil yang sesungguhnya, yakni Yesus Kristus.

Hidup percaya dengan iman yang kuat dalam Yesus membuat manusia bisa melihat sebuah kebenaran yang membawa pada kehidupan kekal. Hanya dengan Api Injil yang terus menyala membakar jiwa-jiwa untuk hidup dalam percaya pada Yesus.
 
Baca Juga: Renungan Harian Keluarga GMIM, 11 Juni 2022: Jangan Menyangkal Yesus

Dan dengan berani mengatakan apa yang benar di tengah kemunafikan,kejahatan, kesombongan, pertikaian supaya tidak akan binasa karena ini menjadi hutang yang tak terbayar.pada akhirnya.

Inilah yang Yesus maksudkan dengan Pemerintah adalah soal Penghakiman Kerajaan Allah, akhir zaman yang tidak dapat diketahui kapan waktunya tiba.

Sehingga waktu yang masih ada yakni kehidupan yang Tuhan anugerahkan ini dipakai dalam membangun hubungan yang benar, dan damai bersama Tuhan, intinya pertobatan. Kita diajak untuk tidak hidup menurut kepandaian kita berpikir untuk memutuskan sebuah pilihan hidup, Yesus atau dunia.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, di zaman era 6.0 atau 7.0, dan seterusnya yang menunjukkan kualitas ilmu pengetahuan yang hebat dan dunia yang akan terus berkembang di berbagai hal ini semakin membawa manusia lupa.
 
Baca Juga: Berstatus Miliarder, LeBron James Bentuk Tim Basket Sendiri di Las Vegas

Dan menjauh dari persekutuan dengan Tuhan, bahkan style hidup tidak lagi menyaksikan kedamaian dengan bumi dan sesama, Konflik hidup mulai dari dalam keluarga, masyarakat, dunia kerja, persahabatan.

Bahkan terlebih di tengah persekutuan orang percaya pun semakin tak terhindarkan. Ini tantangan gereja saat ini tetapi Api Injil harus terus menyala untuk menyatakan kebenaran Tuhan.

Gereja harus terus menjadi alat kesaksian Injil Kristus,di dunia ini membawa persekutuan gereja untuk ada dalam pertobatan sebelum waktu Tuhan tiba.

Di HUT ke-191 Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen GMIM hari ini, memberi semangat pada kita bahwa hanya dengan Api Injil yakni Yesus Kristus kita bisa memurnikan dan memampukan menilai zaman.
 
Baca Juga: Cedera, Stephen Curry Ngotot Main di Final NBA Gim Keempat Lawan Boston Celtics

Bahwa masih ada waktu yang berjalan ini untuk menyatakan yang benar, hidup damai dan sukacita untuk melayani Tuhan bersama.

Biarlah Api Injil terus menyala, terus membakar semangat Pekabaran Injil melalui Gereja Masehi Injili di Minahasa, menyingkirkan kesombongan, keegoisan, konflik dan kemunafikan.

Ingatlah selalu bahwa Api Injil tidak akan pernah padam karena besar kuasaNya. Yesus Kristus dimuliakan. Amin. ***

Editor: Valentino Warouw


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x