Renungan Minggu, 5 Juni 2022, Pdt Michael Manumpil: Beritakanlah Injil Dengan Segala Resiko

- 4 Juni 2022, 07:00 WIB
Koordinator Bidang Misi dan Hubungan Kerjasama dan Ketua BPMW Gabata I
Koordinator Bidang Misi dan Hubungan Kerjasama dan Ketua BPMW Gabata I /Dokumen Pribadi Penulis/

MANADO HITS- Renungan Minggu 5 Juni 2022, ditulis oleh Pdt Michael C A Manumpil, M.Th, dengan judul Beritakanlah Injil Dengan Segala Resiko, bacaan Alkitab Matius 10:16-33.

Renungan Minggu, 5 Juni 2022, penulis adalah Koordinator Bidang Misi dan Hubungan Kerjasama dan Ketua BPMW Gabata I.

Renungan Minggu, 5 Juni 2022 dikutip ManadoHits.com melalui website dodokugmim. Menuliskan, gereja dipanggil dan diutus kedalam dunia untuk memberitakan kabar baik, kabar sukacita dan kabar keselamatan.

Karena itu gereja tidak bisa lepas dari tugas memberitakan kabar baik atau euangelion. Di bulan Juni ini, GMIM ada dalam perayaan HUT ke-191 Pekabaran Injil dan pendidikan Kristen.
 
Baca Juga: Renungan Harian Keluarga GMIM, 4 Juni 2022: Sahabat Sejati

Dimana GMIM menghayati akan kasih Allah melalui para misionaris sehingga injil bisa masuk di tanah Minahasa dan terus bertumbuh, berkembang, dan berbuah.

Walaupun ada tantangan dan ancaman yang bisa mencelakai dan membunuh mereka tetapi semangat untuk memberitakan injil tidak pernah surut dalam diri mereka, memberitakan injil dengan segala resiko yang ada telah menjadi komitmen hidup mereka.

Saudara-saudara, dalam teks Matius 10:16-33  adalah bagian dari cerita tentang pemanggilan dan pengutusan para murid oleh Yesus untuk memberitakan tentang Kerajaan Sorga.

Artinya, pemanggilan dan pengutusan para murid merupakan inisiatif dari Yesus sendiri. Sedangkan realitas alamat pengutusan para murid adalah dunia yang penuh dengan ancaman dan resiko sebagai pengikut Yesus.
 
Baca Juga: Renungan Harian Katolik, 4 Juni 2022: Ajakan Mengikuti Kristus

Oleh Matius para murid digambarkan seperti domba, sebagai binatang yang tidak berbahaya, bahkan binatang yang dikategorikan  lemah, bahkan untuk menyelamatkan diri dari ancaman binatang buas sangat sulit.

Karena seekor domba tidak bisa berlari cepat karena kakinya yang pendek  sehingga rentan terhadap ancaman binatang buas, terutama serigala yang adalah binatang buas yang merupakan ancaman bagi utama bagi domba.

Penggambaran ini jelas menunjukkan bahwa dalam tugas pemberitaan injil selalu memiliki ancaman dan resiko.

Tetapi ancaman dan resiko tersebut tidak dapat menghalangi pemberitaan Injil karena para murid tahu pasti bahwa yang mengutus mereka adalah Yesus (ayat 16) “lihat, Aku mengutus kamu …”
 
Baca Juga: Pebulutangkis Asal Manado Greysia Polii Umumkan Gantung Raket di Final Indonesia Masters 2022 

Hanya mereka yang tahu dan percaya kepada siapa yang mengutus mereka yang mau dan bersedia mengambil resiko tersebut.

Kondisi yang demikian oleh Yesus diikuti oleh pesan yang bermakna nasehat untuk para murid agar mereka dalam menghadapi kondisi yang demikian mereka harus cerdik dan bijaksana serta tulus dan bebas dari kelicikan.

Yang digambarkan oleh Yesus dengan “ular” dan “merpati”, dimana ular menurut kejadian 3:1 sebagai binatang yang paling cerdik dan 2 Korintus 11:3 ular dikenal dengan kelicikannya.

Sedangkan menurut kebudayaan Yunani, Ular merupakan simbol hikmat, dimana seekor ular yang terancam bahaya secara cepat dapat melarikan diri atau bersembunyi.
 
Baca Juga: Jang Nara Umumkan Segera Menikah, Calon Suami Brondong dari Kalangan Non-Selebriti

Untuk itu ungkapan Yesus Cerdik seperti ular dan tulus hati seperti merpati dipahami sebagai nasehat yang bermaksud untuk dapat bertindak cerdik sambil menjunjung tinggi ketulusan, kesucian hidup dan tidak tercemar.

Pesan yang bermakna nasehat ini, mereka diajak untuk menghindari ancaman dan bahaya sambil tetap menjaga ketulusan dan kemurnian diri dalam menjalankan tugas yang Yesus berikan.

Adapun bahaya dan ancaman yang dimaksud Yesus dalam bacaan ini adalah mereka akan diserahkan kepada majelis agama, dan akan disesah di rumah ibadah (ayat 17); mereka akan digiring kepada penguasa dan raja-raja (18), mereka akan dibenci oleh semua orang karena Yesus (22); mereka akan mengalami penganiayaan (23).  

Kondisi ini tidak pernah dialami para murid saat mereka bersama dengan Yesus, melainkan keadaan tersebut nanti dialami saat mereka berpisah dengan Yesus, pasca kenaikkan Yesus ke sorga dan tidak hanya dialami oleh para murid, melainkan oleh orang percaya.
 
Baca Juga: LeBron James Kini Berstatus Miliarder, Ini Total Kekayaannya Menurut Forbes

Tetapi justru kondisi yang demikian menjadi “jalan” untuk tersebarnya Injil sampai ke ujung dunia, termasuk di Minahasa.

Jemaat Tuhan, dari uraian ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa menjadi pengikut Kristus memang melahirkan ancaman yang membahayakan diri, tetapi mereka yang bertahan sampai akhir akan selamat.

Oleh Karena itu penulis Matius mau menguatkan orang percaya yang menjadi alamat suratnya ini untuk tetap tabah dan setia dalam menghadapi berbagai ancaman dan penderitaan sebagai konsekuensi pilihan mereka menjadi murid Yesus.

Pengharapan akan kuasa Yesus dinyatakan menjadi kekuatan untuk mereka melewati segala resiko dan penderitaan yang dialami dan pengharapan itu pula yang nantinya mendorong orang percaya untuk memberitakan injil, memberitakan kabar sukacita dalam segala situasi dan keadaan hidup yang dialami.
 
Baca Juga: Keluarga Ridwan Kamil Ikhlaskan Kepergian Eril

Saudara-saudara, panggilan untuk memberitakan injil adalah tugas semua orang percaya tanpa memandang latar belakang dan status sosial karena untuk itulah kita dipanggil untuk menjadi anak-anakNya.
 
Pemikiran inilah yang kemudian mendorong para misionaris untuk tetap memberitakan injil walaupun resikonya banyak dan berat, bahkan bisa mengancam kehidupan mereka.

Resiko dan ancaman yang akan dialami dalam pemberitaan injil tidak menyurutkan kerelaan dan kesediaan mereka untuk terus melayani Tuhan dan memberitakan Injil Kristus karena mereka memiliki pengharapan bahwa bersama Tuhan jerih payah mereka tidak sia-sia.

Kerelaan dan pengharapan yang dimiliki para murid dan para misionaris ini menjadi motivasi bagi kita sebagai anak-anak Tuhan untuk terus menjadikan kehidupan ini sebagai surat terbuka yang bisa menjadi berkat bagi sesama.

Agar mereka boleh menikmati hidup bersama Kristus dan berpartisipasi dalam misi Kristus di dunia ini dengan segala dinamika yang di dalamnya. Tuhan Yesus dimuliakan. ***

Editor: Valentino Warouw

Sumber: dodokugmim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x