Mengapa Banjir Kota Jakarta selalu terjadi?

- 6 Maret 2024, 06:30 WIB
Penulis: Agus Santoso Budiharso
Penulis: Agus Santoso Budiharso /Istimewa/

Ketidakseimbangan antara eksploitasi air tanah dan penyediaan air hujan yang kurang memadai membuat tanah semakin turun, menciptakan celah di antara struktur tanah yang dapat diisi oleh air permukaan, meningkatkan risiko banjir.

Upaya pencegahan dan rehabilitasi menjadi semakin mendesak. Pemerintah dan masyarakat perlu bersama-sama mengadopsi pendekatan yang berkelanjutan dalam manajemen air dan penggunaan lahan untuk mengatasi akar masalah land subsidence.

Sistem manajemen air yang efisien, pengurangan eksploitasi air tanah, serta perlindungan dan pelestarian ruang terbuka hijau di daerah pesisir dapat membantu mengurangi risiko land subsidence dan meminimalkan dampaknya terhadap banjir di Kota Jakarta.

Selain itu, Sistem drainase yang tidak memadai menjadi katalisator utama bagi banjir di Kota Jakarta. Pertumbuhan urban yang pesat selama beberapa dekade terakhir menyebabkan infrastruktur drainase tidak mampu menanggapi peningkatan volume air yang tinggi akibat curah hujan ekstrem. Data menunjukkan bahwa sekitar 40% dari wilayah Jakarta terkena dampak langsung dari masalah drainase yang tidak memadai.

Daerah-daerah yang terdampak oleh sistem drainase yang buruk terutama terletak di sepanjang sungai dan kanal utama yang melintasi kota. Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur adalah wilayah-wilayah yang paling rentan terhadap banjir akibat kurangnya daya tampung sistem drainase.

Menurut data terbaru, lebih dari 60% saluran air di Jakarta mengalami penyumbatan oleh sampah, lumpur, dan tanah subur dari hulu. Kondisi ini membuat aliran air menjadi terhambat dan meningkatkan risiko terjadinya genangan air.

Sampah plastik adalah penyumbang utama penyumbatan sistem drainase di Jakarta. Berdasarkan penelitian, sekitar 30% dari total sampah di Jakarta adalah sampah plastik, dan sebagian besar akhirnya berakhir di saluran air.

Pengelolaan sampah yang kurang efektif serta kurangnya kesadaran masyarakat tentang dampak sampah plastik pada drainase kota menjadi faktor penentu terjadinya masalah ini.

Selain itu, tanah subur yang terbawa dari hulu sungai juga memperburuk kondisi drainase. Pertanian di daerah hulu yang cenderung memanfaatkan lahan secara intensif dapat menyebabkan tanah subur terbawa hujan menuju Jakarta.

Tanah subur ini dapat menyebabkan pendangkalan di sungai dan saluran air, mengurangi kapasitas mereka untuk mengalirkan air dengan baik.

Halaman:

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x