Pemetaan Geologi Wilayah di Era Industri 4.0 dengan Pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jauh

- 4 Juli 2023, 09:57 WIB
Penulis: Agus Santoso Budiharso
Penulis: Agus Santoso Budiharso /

Dalam pemetaan geologi, terdapat beberapa kombinasi band yang sering digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik geologi dan mineralisasi. Berikut adalah beberapa kombinasi yang umum digunakan:

  1. Kombinasi RGB (Merah-Hijau-Biru): Kombinasi ini menggunakan band 4 (merah), band 3 (hijau), dan band 2 (biru) dari citra Landsat. Kombinasi ini membantu dalam memetakan fitur geologi umum seperti batuan, endapan mineral, dan struktur geologi.
  2. Kombinasi Color Infrared (CIR) atau False Color Composite (FCC): Kombinasi ini menggunakan band 5 (inframerah tengah), band 4 (merah), dan band 3 (hijau) dari citra Landsat. Dalam kombinasi ini, band 5 digunakan sebagai band merah, band 4 sebagai band hijau, dan band 3 sebagai band biru. Kombinasi ini membantu dalam memetakan vegetasi, penutupan lahan, dan membedakan jenis batuan.
  3. Kombinasi Shortwave Infrared (SWIR): Kombinasi ini menggunakan band 7 (inframerah tengah), band 5 (inframerah dekat), dan band 2 (biru) dari citra Landsat. Kombinasi ini membantu dalam memetakan mineralisasi hidrotermal, alterasi batuan, dan komposisi mineral tertentu.
  4. Kombinasi Color-Sliced: Kombinasi ini melibatkan seleksi band individual untuk menghasilkan citra monokromatik yang menyoroti fitur geologi atau mineralisasi tertentu. Misalnya, menggunakan band 4 (merah) untuk memetakan vegetasi, band 7 (inframerah tengah) untuk memetakan alterasi hidrotermal, atau band 5 (inframerah dekat) untuk memetakan mineral tertentu seperti kuarsa.

Setiap kombinasi band memiliki kegunaan dan kelebihan tertentu tergantung pada tujuan pemetaan geologi yang spesifik dan karakteristik daerah yang diteliti. Penting untuk memilih kombinasi band yang paling sesuai dengan kebutuhan analisis geologi dan mineralisasi yang ingin dilakukan.

Setelah semua tahapan dalam penginderaan jauh dilakukan dalam Pemetaan geologi, maka dibagian akhir biasanya disajikan dalam bentuk peta baik peta digital maupun peta cetak yang dalam prosesnya dibantu dengan sebuah sistem informasi geografis (SIG). Dengan menggunakan teknologi ini, pemetaan geologi wilayah dapat dilakukan dengan akurasi yang tinggi, mencakup luas wilayah yang sulit diakses, efisien dalam hal waktu dan biaya, serta memungkinkan analisis data yang lebih detail dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang berkualitas.***

Penulis adalah Dosen Prodi Teknik Geologi Universitas Prisma, MAPIN Sulawesi Utara, Dewan Pakar Kagegama Pusat

Halaman:

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini