Platform Media Sosial Terbanyak Penyebaran Hoaks: Facebook, Twitter, dan WhatsApp Mendominasi Tahun 2022

- 4 Mei 2023, 05:53 WIB
Ilustrasi. Media sosial jadi sumber berita hoaks
Ilustrasi. Media sosial jadi sumber berita hoaks //Pexels/Pixabay

MANADOKU.com - Platform media sosial Facebook dilaporkan sebagai tempat penyebaran hoaks terbanyak pada tahun 2022. Informasi ini diungkapkan oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).

Selain Facebook, terdapat dua platform lain yang juga menjadi sarana penyaluran hoaks yang signifikan, yaitu Twitter dan WhatsApp.

Presidium Litbang Mafindo, Loina Perangin-angin, menyatakan bahwa Facebook menduduki peringkat pertama dalam hal unggahan hoaks yang banyak.

"Hingga saat ini, tiga platform utama yang paling banyak digunakan sebagai saluran penyebaran hoaks adalah Facebook, Twitter, dan WhatsApp," ujar Loina Perangin-Angin seperti dikutip dari Antara pada Kamis, 4 Mei 2023.

Baca Juga: Yuk Kenali Makanan Manado Spesial Nasi Jaha, serta Cara Membuatnya

Lebih lanjut, Loina mengungkapkan bahwa terdapat 627 hoaks yang terdeteksi di Facebook sepanjang tahun 2022. Angka ini setara dengan 36,9 persen dari total keseluruhan hoaks yang ditemukan.

Hoaks yang ditemukan di Twitter berjumlah 416, atau sekitar 24,5 persen, sedangkan di WhatsApp terdapat 226 pesan hoaks, yang menyumbang sekitar 13,3 persen.

Selain itu, TikTok juga menjadi platform yang menunjukkan peningkatan dalam penyebaran hoaks. Mafindo mencatat adanya 133 unggahan hoaks, yang berarti peningkatan sebesar 7,8 persen.

Baca Juga: Hari Kemerdekaan Pers Sedunia 2023, AJI Manado Gelar Aksi Damai Bawa 6 Tuntutan

"TikTok menjadi semakin populer dan angka penyebaran hoaksnya juga meningkat pada tahun ini. Ini menunjukkan bahwa TikTok perlahan-lahan mulai menjadi saluran yang signifikan dalam penyebaran hoaks," ungkap Loina.

Mafindo juga mengungkapkan tiga jenis hoaks yang paling banyak ditemukan sepanjang tahun 2022. Pertama, jenis hoaks "wedge driver" yang menyebar narasi negatif terhadap pihak tertentu.

Kedua, jenis hoaks "pipe dream" yang memberikan harapan yang tidak realistis kepada masyarakat. Ketiga, jenis hoaks "boogies" yang menakut-nakuti masyarakat.

"Hal ini menunjukkan bahwa kebencian dan harapan adalah dua hal yang paling sering digunakan untuk memanipulasi emosi pembaca," ujar Loina.

Selain itu, narasi hoaks yang beredar sepanjang tahun 2022 juga sering menggunakan strategi "bertaget" dengan sengaja mencatut nama pemerintah pusat maupun daerah, sehingga menciptakan sentimen negatif di kalangan masyarakat.

"Dominasi jenis hoaks ini menunjukkan bahwa kita harus waspada terhadap upaya untuk meruntuhkan kepercayaan publik terhadap pemerintah," tambahnya.***

Editor: Sahril Kadir

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x