MANADO HITS- Hari Kartini 21 April 2022, dengan membaca puisi kita bisa menggelorakan kembali semangat perempuan Indonesia.
Puisi masa kini untuk Hari Kartini 21 April 2022 tersedia dalam artikel ini.
Membaca puisi masa kini untuk perayaan Hari Kartini sangat baik untuk perempuan Indonesia, terlebih ingin menyuntikkan semangat kemandirian.
Dikutip ManadoHits.com dari pikiran-rakyat.com menuliskan, tersedia beberapa puisi masa kini bertemakan Hari Kartini, di mana ini bisa memunculkan kembali semangat kemandirian bagi perempuan-perempuan saat ini.
Baca Juga: Renungan Harian Katolik, 21 April 2022: Kepercayaan yang Teguh
Dihimpun dari berbagai sumber, 5 puisi masa kini yang membahas Hari Kartini dapat dibaca sebagai berikut:
1. KARTINI PENGEJAR MIMPI
Oleh: Afif Maulana
Kartini-kartini pengejar mimpi
Menyusuri bukit penuh duri
Memikul mimpi yang terangkai suci
Semangatnya membelah langit dan bumi
Menggoreskan pena di dalam hati
Kartini-kartini pengejar mimpi
Terbangkan nama ibu pertiwi
Melangkah kaki di atas lautan api
Tak gentar walau musuh menghalangi
Melangkah kaki dalam kesunyian diri
Kartini yang senantiasa mengejar mimpi
Takkan lupa akan janji suci nan abadi
Senantiasa menari sepanjang khatulistiwa
Senantiasa mengukir seluas samudera
Senantiasa bersimpuh dalam doa
Kartini-kartini pengejar mimpi
Ciptakan sejarah sepanjang masa
Tiupkan seruling syahdu irama
Sinarkan lentera terangi cakrawala
Berjuang dalam sepenuh nyawa
Kartini-Kartini pengejar mimpi
Engkaulah wajah-wajah ibu pertiwi.
Baca Juga: Ramalan Zodiak 21 April 2022: Pisces, Aquarius dan Capricorn, Selengkapnya
2. KAMI KARTINI MUDA
Jika dahulu perempuan hanya diam di huniannya
Atau hanya menjadi budak di istananya sendiri
Maka kali ini semua sudah berubah
Semenjak kau perjuangkan hak-hak kami di dunia
Kau bosan melihat ketidakadilan pada kaummu sendiri
Yang dahulu hanya dipandang sebelah mata
Sosok mu lah yang berhasil mengubah segalanya
Menciptakan kartini-kartini muda penerus bangsa
Karena perjuanganmu dahulu
Kini kami masih bisa merasakannya
Terima kasih ku ucapkan padamu
Berkat jasamu
Kini kami bisa bernapas lebih lega
Baca Juga: Renungan Harian Keluarga GMIM, 21 April 2022: Makna “Kubur Kosong”
3. KAMI ADALAH PENERUSMU
Keluargamu terhormat, Raden
Hidupmu indah, Ajeng
Kaupun dikenal, Kartini
Seperti warna lukisan kehidupan
Perempuan Indonesia
Bukumu mengubah pola
Mengubah takdir perempuan Indonesia
Mengubah kejamnya masa lalu
Hingga perempuan bisa bebas
Dalam berkarya dan bergerak
Masa lalu kelam kau tulis
Untukmu dalam kisah ini
Dunia yang kau impikan
Sudah ada di depan mata kami
Kini perempuan sudah maju
Dan berbakti pada aturan negara
Terkadang masih penuh emosi
Dengan mata yang memerah
Terkadang masih dengan air mata
Dan senyum yang perlahan sirna
Yang ada di wajahmu
Dipaksa
Menjadi kekasih orang
Yang tak kau ingini
Kau tetap memberontak akan kegelapan
Namamu selalu di hari perempuan Indonesia
Revolusi wanita yang kau ciptakan
Kini kami setara
Kami penerusmu
Lagupun tercipta dengan haru untukmu
Semua tentangmu
Surat masa lalumu
Kuharap kau membacanya
Usia mudamu tenggelam
Tapi karyamu di atas permukaan
Tak ada pembatas
Bagai burung yang beberas terbang
Hingga kini menjadi kenangan
Matahari sudah terbit
Senyum perempuan mulai tersungging
Yang lalu tak teringat
Kami adalah penerusmu
Baca Juga: Petinju Inggris Amir Khan Jadi Korban Perampokan Begal Bersenjata
4. WANITA BERKEBAYA
oleh: Alfaro Mohammad Recoba
Dua puluh satu April Tahun 1879, ia dilahirkan.
Bocah kecil bermata bulat berbinar memancarkan
Cahaya cemerlang, seolah menatap masa depan yang
Penuh dengan tantangan. Trinil, si ayah beri ia julukan
Ia datang mempelopori kesetaraan derajat,
Menumpas ketidakadilan mengenai adat.
Dengan pemikiran cerdas penuh inisiatif,
Dia akhirnya menjadi wanita inspiratif.
Wanita berkebaya, Raden Ajeng Kartini namanya.
Sang sosok pahlawan emansipasi wanita Indonesia.
Habis gelap terbit terang, inspirasi dari suratnya,
Dibaca sebagai sebuah roman kehidupan wanita.
“Aku mau.” Motto hidupnya.
Di dalam hati wanita Indonesia,
Semangatmu masih tetap membara.
Walaupun memang engkau telah tiada.
Baca Juga: Dies Natalis ke-21 Polkesdo, Gelar Berbagai Perlombaan Pererat Kebersamaan dan Tingkatkan Prestasi
5. KARTINI TIDAK TERIAK LADIES FIRST
Oleh: Norman Adi Satria
Kartini
bukan kebaya
bukan jarit
bukan sanggul
bukan batik
bukan selop
bukan medhok
bukan kemayu
Kartini
bahkan bukan Jawa
selama Jawa hanya bermakna:
“nggeh-nggeh”
sebagai ketakberdayaan perempuan
terhadap tindas siapapun
atas nama apapun
termasuk kelaminmu, lelaki!
Kartini
adalah pemberontak atas istiadat moyang!
Kartini
telah menjadi moyang atas leluri baru!
Kartini
menghapus “nggeh-nggeh”
tapi dia tak menggantinya
dengan yang kau lakukan kini:
sing “mboten-mboten”
duhai wanita manja yang bilang emansipasi
tapi masih teriak “ladies first”!
Demikianlah 5 puisi masa kini untuk merayakan Hari Kartini 21 April 2022. Selamat menggelorakan semangat perempuan Indonesia.***