Legenda Gunung Manado Tua yang Kini Jadi Destinasi Wisata Baru Sulawesi Utara

23 Februari 2023, 11:20 WIB
Panorama alam Gunung Manado Tua /Tangkapan layar Instagram/@gisellamukuan

MANADOKU, Pikiran Rakyat - Gunung Manado Tua saat ini sudah menjadi destinasi pariwisata baru di Sulawesi Utara, khususnya Kota Manado.

Berada di Pulau Manado Tua, gunung ini menyajikan tampilan panorama alam yang indah, khususnya saat pengunjung berada di puncak.

Namun tahukah Anda bahwa Gunung Manado Tua ternyata mempunyai sebuah legenda yang berkaitan dengan cerita awal kemunculannya.

 

Baca Juga: Meneladani Kecerdasan Emosional, Gita Tuuk Lanjutkan Perjuangan 'Sang Guru' Sebagai Tokoh Toleransi

Kemunculan Gunung Manado Tua disebut erat kaitannya dengan gunung lain yang ada di Sulawesi Utara, yakni Lokon, Klabat dan Soputan.

Gunung Lokon dan Soputan merupakan dua gunung yang terhitung lumayan tinggi di Indonesia dan tertinggi di Sulawesi Utara.

Ketinggian Gunung Lokon adalah 1.580 meter dari permukaan laut, dan dinamai demikian karena dinilai sebagai yang tertua dan terbesar di daerah Nyiur Melambai.

Sedangkan Gunung Soputan memiliki ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut dan berada di Kabupaten Minahasa Tenggara.

Berdasarkan legenda yang ada di masyarakat, konon para dewa dan manusia bisa saling berinteraksi, bertemu, melihat, dan berbicara, meski dewa tinggal di langit dan manusia hidup di bumi.

Kedua gunung tersebut oleh manusia dan dewa dijadikan sebagai tempat bepergian. Dewa bisa turun gunung kapan saja, sedangkan manusia hanya bisa mendaki gunung setahun sekali.

Itu pun tidak semua manusia yang bisa melakukannya. Sebab dewa melakukan seleksi secara ketat manusia yang diizinkan untuk mengunjunginya.

Selepas bertemu langsung dengan dewa, manusia pilihan itu akan senang dan selalu menceritakan tentang tempat dewa kepada semua orang.

Cerita tentang tempat dewa dan keindahan langit itu pun membuat manusia lain yang belum diizinkan bertemu dewa menjadi cemburu. Sebab mereka juga ingin melihat keindahan tempat para dewa di langit.

Baca Juga: Pemanfaatan AI dalam Evaluasi Lahan Dapat Mengurangi Risiko Kerusakan Lingkungan

Salah satunya adalah seorang pria bernama Warereh, yang telah bermimpi suatu hari nanti bisa pergi ke langit dan berkeinginan memiliki kehidupan yang lebih baik.

Apalagi, dia melihat bahwa teman-temannya yang telah pergi ke langit berubah kehidupannya, menjadi lebih kaya dan pintar.

Sayang, impiannya itu belum juga kesampaian. Bahkan pada suatu waktu Warereh menjadi kesal dan marah karena sudah lama menunggu dan masih harus menunggu setahun lagi setelah beredar kabar tahun ini dirinya sekali lagi tidak dipilih dewa.

Warereh akhirnya secara diam-diam mendaki Gunung Lokon tanpa suara selama berbulan-bulan hingga akhirnya mencapai puncak gunung.

Dia pun menjadi sangat senang karena bisa mendengar pembicaraan para dewa, meski tidak berada di tempat tuhan.

Tapi sayang, salah satu dewa mengetahui keberadaan Warereh yang sedang bersembunyi dan mencoba mendengar percakapan mereka. Hal itu pun membuat para dewa marah.

Setelah diinterogasi, para dewa akhirnya mengusir Warereh yang tidak berdaya untuk melawan dengan kekuatan yang dimilikinya.

Warereh mengira para dewa sombong dan ingin memberi mereka pelajaran, sehingga muncullah ide gila yaitu memotong pegunungan agar dewa dan manusia tidak bisa saling bertemu.

Setelah itu, dia pun meminta bantuan manusia lain untuk memberinya alat yang bisa memotong gunung. Tapi permintaan itu ditolak karena dianggap sebagai ide gila.

Karena mendapat penolakan, Warereh akhirnya tidak ingin mencari pertolongan orang lain dan makin membulatkan tekad untuk membuat alat itu sendiri.

Dia pun membuat pedang yang sangat besar dan tajam, bisa memotong apa saja. Setelah siap, Warereh kembali mendaki Gunung Lokon, dan perlahan memotong bagian atas gunung.

Baca Juga: Inilah Tradisi Mirip Siraman pada Masyarakat Aceh, Minahasa, dan Ternate

Setelah selesai, dia melemparnya cukup jauh, yang akhirnya berubah menjadi gunung baru, yakni Gunung Klabat.

Selanjutnya dia mendaki Gunung Soputan dan juga memotong bagian atas gunung, lalu dilemparkan ke laut. Gunung itu menjadi gunung baru, yang dinamakan Manado Tua.***

Editor: Sahril Kadir

Tags

Terkini

Terpopuler