MANADOKU, Pikiran Rakyat - Siraman merupakan salah satu tradisi menjelang pernikahan yang identik dengan budaya masyarakat Jawa.
Namun ternyata Siraman bukan hanya dipegang oleh masyarakat yang berasal dari Jawa, melainkan juga sering dilakukan masyarakat dari daerah lain.
Yang membedakannya hanya ada pada penamaan dan teknis pelaksanaannya, sedangkan substansinya yakni mengguyur air ke tubuh calon pengantin tetap sama.
Seperti Siraman pada masyarakat Minahasa yang diberi nama Mandi Adat Lumenek dan Bacoho.
Tradisi Siraman Bukan Hanya Ada di Masyarakat Jawa
Mandi Adat Lumenek dan Bacoho
Dikutip dari minahasa.net, prosesi adat menjelang pernikahan ini dilakukan kepada calon pengantin dengan cara menyiramnya dengan air yang telah diberi bunga-bungaan warna putih berjumlah sembilan jenis bunga yang berbau wangi.
Penyiraman air ke tubuh calon pengantin dilakukan dengan memakai gayung sebanyak sembilan kali dan disiram dari batas leher ke bawah.