Part 3: Membangun Pola Rekrutment Atlet yang Benar, Membangun Manajemen yang Semestinya

17 Mei 2023, 08:49 WIB
Penulis: Andyka Lontoh, S.Pd. /

TULISAN ini merupakan lanjutan dari dua tulisan sebelumnya yang mengkaji tentang pola rekrutmen atlet pelajar Sulut 2023, yang secara jelas tidak sebagaimana mestinya. Tulisan ini pun tidak berkepentingan untuk menjastifikasi para perekrut dalam merekrut atlet, tetapi justru fokus kepada membangun kesadaran bahwa pola rekrutmen atlet harus sesuai dan sebagaimana pola yang seharusnya, dan tidak hanya berdasarkan, hubungan emosional, kedekatan dan juga tentu saja, ketidaksukaan kepada kelompok tertentu.

Di sisi yang sama, dengan adanya kajian tersebut, penulis mendambakan sebuah pola yang bijak, yang dimunculkan/dipraktekkan dalam perekrutan, demi membangun tim yang kuat, karena tim tersebut akan mengatasnamakan provinsi di kancah nasional.

Sejalan dengan itu, sejurus dengan itu, penulis juga menggugah kesadaran para perekrut, bahwa pola yang diterapkan selama ini, dan atau yang sudah dijalankan adalah pola yang salah.

Sehingga dengan tulisan ini, ada kesadaran untuk merubah sistem, manajemen dan cara yang baik demi membangun kekuatan tim yang mengatasnamakan propinsi ini.

Baca Juga: Wow! Peneliti IIT Sukses Ciptakan Baterai yang Dapat Dimakan

Sebagai praktisi olahraga, termasuk praktisi bola voli, penulis melihat bahwa pengambilan (perekrutan) atlet, secara jelas tidak berdasarkan data yang resmi yang datang dari hasil sebuah kejuaraan resmi.

Dari model seperti ini, tentu akan menimbulkan ketimpangan dan ketidakjelasan dalam pola perekrutan. Lebih parah lagi, data yang diambil adalah berdasarkan data kelompok tertentu, yang menurut keyakinan mereka, adalah kelompok yang paling kuat.

Jika demikian, pertanyaan refleksinya, apa urgensi yang hendak dibangun dari pola semacam itu? Jawaban atas pertanyaan ini, tentu tidak perlu dibahas secara lebih karena sifatnya reflektif.

Dari fakta ini, kita perlu belajar apa? Sebuah manajemen yang mengakomodir sebuah dialog adalah sesuatu yang paling penting.

Kita kemudian harus menjadi orang-orang yang berpikir waras demi membangun sebuah sistem dan fondasi yang kuat, adalah sebuah tujuan paling masuk di akal.

Jadi, ruang dialog sebagaimana penulis uraikan sebelumnya, harus benar-benar diwujudkan dengan nyata, dan tidak hanya wacana liar yang akan melahirkan banyak sekali bias yang tak berujung.

Baca Juga: PPDB Online 2023: Persyaratan, Alur, dan Tata Cara Pendaftaran Tingkat SMP di Kabupaten Demak

Oleh karena itu, perlu juga kita berpikir bahwa jika kita ingin memenangkan medali di ajang internasional seperti Asian Games dan Olimpiade, maka kita harus mencari atlet potensi alam dan mengembangkan mereka dalam program jangka panjang.

Sistem pembibitan dengan test ilmu olahraga dasar adalah cara mengindentifikasi anak-anak muda dengan potensi alam lalu dikembangkan dalam program pengembangan atlet jangka panjang, sebagaimana yang tercantum dalam Long Term Athlete Development/LTAD.

Oleh karena itu, marilah kita membuka cakrawala berpikir kita, agar pola-pola yang selama ini dipraktekkan, demikain juga narasi-narasi liar yang selama ini terbangun, bisa diperbaiki dan sekurang-kurangnya diletakkan ke tempat yang semestinya.

Olahraga perlu manajemen yang kuat. Olahraga, apapun itu, perlu subjek-subjek yang mengetahui betul bagaimana cara mengaturnya, cara melatihnya, serta cara mempublikasikannya.

Semua orang tahu bahwa olahraga juga perlu disosialisasikan dengan benar, karena kendati hal itu hanyalah sebuah olahraga, tapi dunia secara keseluruhan, melihat bahwa ekosistem yang terbangun dari olahraga sangat berdampak positif bagi masyarakat.

Akhirnya, menjadi tugas semua unsur, apalagi, para tokoh olahraga di semua jenjang dan semua lini, untuk melihat ini secara cermat, agar yang dibangun bukanlah sebuah tim yang tanpa dasar/fondasi yang kuat, tetapi justru tim yang benar-benar kuat dalam semua lini, dalam semua unsurnya.

Niscaya kita akan menyaksikan tim tersebut menjadi terbaik, karena semua hal pendukungnya itu terbaik. Salam olahraga.***

Penulis adalah Praktisi Olahraga, Ketua Ikatan Guru Olahraga Nasional Sulawesi Utara

Editor: Sahril Kadir

Tags

Terkini

Terpopuler