Sebuah Catatan Kaki dari Beberapa Turnamen Voli Tingkat Pelajar di Sulawesi Utara 2023

6 Mei 2023, 19:13 WIB
Penulis: Ambrosius M. Loho /

DUNIA perbolavolian pelajar Sulut menggeliat, kurun enam bulan terakhir, turnamen bola voli antar pelajar dilaksanakan baik oleh sekolah maupun universitas Sebut saja, Smansa Cup, Smantu Cup, Rex Cup, Smeksar Cup, Dies Natalis Fakultas Pariwisata Unika De La Salle Manado, dan ajang yang sangat sukses Smansa Mencari Bakat 2023.

Namun, seyogyanya tulisan ini tidak untuk menjastifikasi event-event yang berlangsung itu, tapi justru mengevaluasi sisi terdalam soal bagaimana menyelenggarakan sebuah event, merekrut seorang pemain dan berdialektika tentang manajemn penyelenggaraan event bola voli, agar semua memiliki pemahaman yang jelas.

Melampaui itu, kita melihat juga bahwa dunia bola voli di Indonesia, akhir-akhir ini cukup menarik minat banyak orang. Hadirnya event Liga Voli Nasional, kemudian digelarnya Proliga dan saat ini Sea Games 2023, yang sedang berlangsung, menegaskan geliat itu.

Banyak pemain hebat, manajemen yang baik dalam penyelenggaraan, serta banyak hal lain lagi yang bisa kita saksikan di sana.

Baca Juga: Dampak El Nino dan Bagaimana Memitigasinya

Banyak orang, khususnya pecinta voli, bahkan terus menanti aksi para pemain profesional untuk beraksi, mereka menonton dari berbagai media, baik televisi, platform online sekelas fanpage Facebook, instagram maupun TikTok. Ini realitas yang nyata.

Namun demikian bagi kita di Sulawesi Utara, apa yang menjadi pembelajaran terpenting dari hebatnya penyelenggaraan event pada skala nasional sebagaimana tersebut di atas? Sekurang-kurangnya poin berikut bisa kita garisbawahi:

Pertama, dalam banyak rilisan berita, kita bisa mempelajari apa arti dari sportivitas itu. Sportivitas pada akhirnya sangat penting, juga karena sikap itu mengabdi kepada saling menghormati, saling menghargai dan respect kepada yang kalah dan atau respct juga kepada yang menang. Jika tidak mengharga atau juga tidak saling respect, maka itu bukan sikap yang sportif.

Kedua, event-event yang berkelas secara khusus bola voli antar sekolah, seperti SMA/SMK yang marak diadakan di tingkat Sulut, seperti yang diuraikan di atas, adalah berbicara tentang sekolah dan bukan klub di mana siswa itu bernaung ketika dia latihan.

Maka jika begitu, berbicara atas nama sekolah adalah sesuatu yang elegan dan sportif. Apalagi tajuk evennya adalah antar sekolah.

Ketiga, jika sebuah turnamen adalah untuk mencari bakat pelajar, maka yang dijalankan adalah mencari bakat secara benar, yang berdasarkan standar kecakapan, ketrampilan dan kemampuan si pemain/atlet.

Demikian juga, pembentukan sebuah tim harus sesungguhnya pembentukan tim pemain yang berbakat dan memiliki kualitas yang nyata dan bisa terukur. Tim ini bukan tim yang hanya secara visual menarik, tapi hanya karena kedekatan tertentu, kemudian menghuni tim tersebut.

Keempat, sebuah event akan semakin moncer jika dipenuhi nilai-nilai manajemen olahraga yang benar. Manajemen olahraga harus dikuasai oleh penyelenggara even, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi selama penyelenggaraan even, terhindarkan sejak awal.

Akhirnya, sebagaimana Sokrates dijamannya pernah mengatakan hal ini, penulis sepakat untuk hal tersebut, bahwa sesuatu yang tidak diuji, tidak layak dihidupi. Salam filosofis, salam olahraga.***

Penulis adalah Dosen Unika De La Salle Manado, Penulis dan Penikmat Isu-isu Filsafat Olahraga

Editor: Sahril Kadir

Tags

Terkini

Terpopuler