Dia juga mengakui bahwa istilah gemoy pada akhirnya diadopsi TKN karena animo positif masyarakat cukup tinggi, khususnya generasi muda.
Saking tingginya animo masyarakat, sambungnya, TKN menilai hal itu bisa membantu Prabowo menjangkau pemilih milenial dan gen Z.
“Kita lihat karena antusiasme dari masyarakat sebegitu besarnya untuk gemoy ini dan mudahnya untuk gen Z dan gen Y mengadopsi itu, sehingga akhirnya kita angkat itu, yang awalnya Pak Prabowo juga sampai nanya ‘Apa, sih, ini gemoy?’,” beber Rahayu.
Di sisi lain, dia juga menepis anggapan bahwa TKN berusaha memoles citra figur calon presiden Prabowo dan calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Kalau memoles itu seolah-olah kita mengubah, sosok dari seorang Pak Prabowo dan Mas Gibran untuk menjadi sesuatu yang bukan mereka, sedangkan itu tidak dilakukan sama sekali,” katanya.***