Network
MANADOKU.COM - Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto sempat beraksi joget gemoy secara berulang dalam debat Capres perdana yang berlangsung pada Selasa 12 Desember 2023.
Terpantau, Prabowo melakukan joget gemoy beberapa kali setelah memberikan jawaban atas tanggapan dari Capres lainnya.
Reza Indrari Amriel, pakar psikologi forensik, menyampaikan kekhawatirannya karena Prabowo melakukan joget tersebut tanpa memperhatikan konteks acara.
Reza mengungkapkan kekagumannya terhadap kegesitan Prabowo di Pilpres 2014 dan 2019, namun ia merasa risau terkait joget "gemoy" yang dianggap sebagai strategi branding.
Baca Juga: New Indonesia: Gerindra Unggul Tipis dari PDIP, Efek Ekor Jas Capres Prabowo
Menurut Reza, tindakan serupa pernah dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Rusia Boris Yeltsin, yang berjoget untuk meyakinkan publik tentang kesehatan mereka.
Namun Reza menilai ada perbedaan antara Prabowo dengan Trump dan Yeltsin. Joget Prabowo dianggap terlalu sering, tanpa musik, dan terkesan tidak memperhatikan situasi.
Reza menilai hal ini sebagai potensi masalah pada executive functioning Prabowo, terkait kemampuannya mengelola informasi dan membuat keputusan.
Joget Prabowo dianggap sebagai kompensasi dan pengalihan perhatian atas menurunnya kemampuan berpikir strategis dan tuntas di tingkat tertinggi pejabat negara.
