Ganjar Pranowo Tampil di Tayangan Azan, Waketum MUI Anwar Abbas Sampaikan Statement Mengejutkan

10 September 2023, 14:43 WIB
Ganjar Pranowo berwudu dalam tayangan azan di salah satu stasiun televisi. /Twitter/@Yom_N_Friends/

MANADOKU.COM – Ganjar Pranowo, yang merupakan bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, baru-baru ini muncul dalam sebuah tayangan azan di salah satu stasiun televisi swasta.

Dalam tayangan tersebut, mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut terlihat mengenakan baju koko berwarna putih, memakai peci hitam, dan mengenakan sarung bermotif batik.

Pendapat Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, tentang kemunculan Ganjar dalam tayangan azan sangatlah positif.

Menurutnya, ini adalah sesuatu yang baik. Meskipun dia bukan seorang politisi, Anwar Abbas berpandangan bahwa kemunculan Ganjar dalam tayangan azan tidaklah bermasalah, bahkan hal ini sangat baik.

Baca Juga: Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Diklaim Bawa Keuntungan bagi Ganjar Pranowo dan PDIP

Anwar Abbas melihat bahwa dalam tayangan azan tersebut terkandung unsur dakwah yang mengajak orang lain untuk salat atau berbuat baik.

Terlebih lagi, Ganjar yang diusung oleh PDIP sebagai bakal calon presiden menjadi sorotan dalam tayangan ini.

Anwar menyatakan bahwa ini adalah sesuatu yang sah dan bahkan menyambut baik jika bakal calon presiden lain juga ingin muncul dalam tayangan azan.

Ganjar Pranowo muncul dalam tayangan azan magrib di salah satu stasiun swasta.

Namun, Anwar juga memberikan peringatan bahwa kemunculan wajah bakal calon presiden dalam tayangan azan bisa memunculkan pro dan kontra, terutama karena saat ini mendekati tahun politik menjelang Pemilihan Presiden 2024.

Baca Juga: Persipura Lagu Daerah Papua Bukti Kecintaan kepada Sepakbola, Ini Lirik Lagunya

Apabila hal ini menimbulkan polemik, Anwar berpendapat bahwa tayangan azan yang menampilkan wajah bakal calon presiden sebaiknya segera dihentikan.

Ia merujuk pada prinsip "Dar'ul mafasid muqoddam 'ala jalbil masholih," yang berarti meninggalkan potensi kerusakan harus diutamakan daripada mencari manfaat.

Oleh karena itu, jika menyiarkan hal tersebut dapat menimbulkan lebih banyak kerugian daripada manfaat atau menciptakan kegaduhan dan pro-kontra di masyarakat, maka lebih baik tindakan semacam itu dihindari.***

Editor: Sahril Kadir

Tags

Terkini

Terpopuler