400 Tahun Kota Manado, Yerry Tawalujan: Perkuat Pengembangan Destinasi Sebagai Etalase Pariwisata Sulut

24 Juli 2023, 13:56 WIB
Yerry Tawalujan /Tangkap layar Instagram/@efraimyerry

MANADOKU.com - Ulang Tahun ke-400 Kota Manado dan tantangannya di bidang pariwisata mendapat sorotan dari Yerry Tawalujan, politisi asal Sulawesi Utara yang juga pemerhati pariwisata.

Menurut Yerry, kota Manado adalah etalase pariwisata Sulawesi Utara. Karena setiap wisatawan yang akan berkunjung ke Sulut pasti pertama tiba di kota Manado, karena airportnya ada dalam kota.

"Kota Manado adalah pintu gerbang Sulawesi Utara. Mau ke Sulut pasti ke Manado dulu, lalu ke kabupaten dan kota lainnya. Hotel-hotel, pusat perbelanjaan, dan restoran hampir semua berada di kota Manado. Jadi, penguatan pengembangan destinasi pariwisata Sulawesi Utara prioritasnya seharusnya di kota Manado," ujar Yerry.

Sebagai Ketua Umum dari Perkumpulan Duta Wisata Sulawesi Utara, Yerry Tawalujan mengatakan potensi pariwisata di kota Manado itu perlu dimaksimalkan. Karena kunci keberhasilan pariwisata Sulawesi Utara sangat ditentukan pariwisata kota Manado.

Baca Juga: HUT 400 Tahun Kota Manado, Yerry Tawalujan: Tantangan Menuju Smart City yang Berkelanjutan

Berdasarkan perspektif pariwisata, lanjut Yerry, minimal ada 3 hal utama sebagai kunci keberhasilan pengembangan pariwisata. Yaitu Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas, yang sering disebut 3A.

Atraksi adalah potensi pariwisata yang menjadi daya tarik utama untuk dilihat dan dinikmati wisatawan. Atraksi adalah apa yang disuguhkan kepada wisatawan. Ada tiga jenis atraksi: atraksi alam atau destinasi alam, atraksi budaya, dan atraksi buatan (Man made destination).

Sebagai ibukota, Manado itu unik. Karena memiliki atraksi atau destinasi wisata alam yang menjadi ikon pariwisata Sulut, yaitu Taman Laut Bunaken, yang secara geografis berada di pulau yang cukup jauh dari kota. Ini menjadi primadona atraksi pariwisata alam kota Manado.

Atraksi budaya tak benda seperti pertunjukan seni, musik, tari tradisional mudah dijumpai di kota Manado. Sedangkan destinasi budaya benda seperti seperti situs purbakala waruga dapat dijumpai di perbatasan kota Manado.

Penguatan perlu dilakukan untuk atraksi buatan atau "Man made destination". Kota Manado perlu "Theme Park", atau taman hiburan seperti Disneyland di California atau Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta. Atau Water Theme Park, taman wisata air, dengan beragam area permainan untuk anak dan orang dewasa.

Destinasi wisata Gunung Tumpah sangat potensial untuk dikembangkan sebagai perpaduan wisata alam dan wisata buatan. Dengan ketinggian 750 meter DPL, puncak gunung tumpa menawarkan pemandangan kota Manado, pulau Bunaken, pulau Manado Tua, pulau Siladen, Pulau Nain, pulau Mantehage, bahkan pulau Lihaga di Minahasa Utara. Destinasi indah ini cocok dikembangkan dengan konsep wisata pegunungan.

Destinasi Pantai Malalayang, yang sudah dipercantik Walikota Manado Andrei Angouw, perlu dikembangkan lagi. Karena kontur pantai Malalayang itu berbatu, dan tidak cocok untuk berenang, maka disarankan area itu dijadikan sebagai pusat olah raga air. Beberapa alternatif olah raga air yang cocok dikembangkan, misalnya: kano, ski air, flyboard, jetski, stand up paddle boarding, snorkeling, dan beberapa olah raga air lainnya.

Konsep "Man made destination" yang digabungkan dengan wisata alam dilakukan dengan sangat baik oleh pihak swasta dengan mendirikan "Taman Langit Picnic Cafe". Berlokasi di Jl. Ringroad, Manado, destinasi wisata yang dibuka tahun 2021 ini memadukan antara atraksi alam dengan pemandangan gunung Klabat, dan aliran sungai Tondano yang berliku. Destinasi dengan konsep Cafe ini semakin menarik karena dilengkapi dengan berbagai spot foto yang "Instagramable".

Pariwisata Manado perlu diperkuat karena dari segi Amenitas, atau infrastruktur penunjang pariwisata, seperti hotel, restoran, rumah sakit internasional ada di Manado. Dari segi Aksesibilitas, Manado juga pusatnya. Akses penerbangan dari luar negeri langsung terhubung ke Manado. Begitu juga untuk ke destinasi pendukung lainnya aksesnya bermula dari kota Manado.

Baca Juga: Politisi Kawanua Yerry Tawalujan Ungkap Tantangan Lingkungan Kota Manado, Kolaborasi Sinergis Dibutuhkan

Tantangan klasik dari pengembangan pariwisata di Kota Manado dan Sulawesi Utara umumnya adalah kurang cepatnya terbangun destinasi baru. Hal ini ditambah dengan lemahnya pemeliharaan destinasi. Idealnya, diperlukan pengembangan terus menerus sehingga destinasi itu makin baik dan bervariasi.

Tantangan lain adalah kecenderungan untuk berorientasi pada event pariwisata yang bersifat festival dan sesaat. Walaupun event itu baik, tapi tidak berdampak jangka panjang. Hanya setahun sekali, itu pun maksimal 3 hari dalam setahun.

Jika pariwisata Kota Manado kualitasnya ditingkatkan, baik dari segi Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas, maka pariwisata Sulawesi Utara akan makin melejit.***

Editor: Sahril Kadir

Tags

Terkini

Terpopuler