Tahukah Anda? Bulan Sya'ban Punya Sejarah yang Sering Dilupakan Padahal Sangat Penting

- 9 Maret 2023, 20:48 WIB
Pada bulan Sya'ban terjadi sejarah peralihan arah kiblat
Pada bulan Sya'ban terjadi sejarah peralihan arah kiblat //Foto pikiran-rakayat/

MANADO, Pikiran Rakyat - Bulan Sya'ban bukan hanya bulan haram saja. Pada bulan ini terdapat sebuah sejarah penting umat Islam yang sering terlupakan.

Padahal sejarah tersebut berkaitan dengan arah kiblat, dimana pada bulan Sya'ban terjadi peristiwa peralihan arah kiblat yang sebelumnya ke Masjid Al-Aqsha berganti ke Ka'bah, Mekah.

Untuk diketahui, kiblat yang saat ini merujuk pada Ka'bah berasal dari bahasa Arab yang artinya menghadap, seperti tertuang dalam kamus Al-Munawir.

Baca Juga: Gelar Peringatan Isra Mi'raj 1444 H di Malam Nisfu Sya'ban, Pejuang Suling Manado Santuni 100 Anak Yatim Piatu

Menghadap yang dimaksud adalah arah yang dituju umat Muslim saat shalat. Ensiklopedi Islam yang diterbitkan Kementerian Agama RI juga mengartikan kiblat sebagai arah tertentu umat Islam untuk mengarahkan wajahnya dalam ibadah shalat.

Kata kiblat dan Kabah disebutkan berulang kali dalam Alquran maupun hadits, yang menunjukkan pentingnya perintah ibadah melalui sumber otoritas ajaran Islam dan didukung sumber fikih yang ada.

Peralihan Arah Kiblat

Alquran merekam peristiwa peralihan arah kiblat pada bulan Sya'ban dalam firman Allah SWT surat Al Baqarah ayat 144 yang berbunyi:

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَووَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّببِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.”

Dalam Kitab Tafsir Al-Qurthubi, Al-Qurthubi mengutip pendapat dari Abu Hatim Al-Basti yang berkata bahwa Allah SWT menurunkan ayat peralihan kiblat kepada Nabi Muhammad SAW pada malam Selasa.

"Tepatnya pada pertengahan bulan Syaban yang dikenal dengan istilah malam Nisfu Syaban." (Lihat Tafsir Al-Qurtubi, juz 1, hal 671).

Arah kiblat yang awalnya umat Muslim kala shalat berada di Baitul Maqdis (Palestina) melalui ayat ini dialihkan kiblat menjadi ke Ka'bah.

Imam Baidhawi menceritakan bahwa ayat di atas berkenaan dengan penantian Nabi Muhammad SAW memohon dan menunggu datangnya wahyu.

Saat itu Nabi Muhammad SAW berharap, Allah mengalihkan kiblat ke arah Ka'bah karena di sanalah tempat pertama Islam diserukan dan menjadi kiblat Nabi Ibrahim.

Baca Juga: Punya 6 Ciri-ciri Ini? Artinya Anda Orang yang Selalu Dikejar Rezeki

Hikmah Peralihan Kiblat

Syekh Wahbah Zuhaili, dalam Tafsir al-Wasith menjelaskan bahwa terdapat tiga hikmah dari peralihan kiblat tersebut.

Hikmah pertama adalah ahlul kitab mengetahui kebenaran bahwa arah kiblat Nabi mereka berada di Ka'bah. Hal ini mengikis cercaan atas Nabi Muhammad SAW yang menghadap ke Baitul Maqdis. Dengan berpindahnya arah kiblat, Allah mematahkan pandangan para penentang Rasulullah tersebut.

Hikmah kedua, ini menjadi kenikmatan yang sempurna dari Allah kepada bangsa Arab dan umat Islam, melengkapi fakta bahwa Nabi Muhammad berasal dari keturunan bangsa Arab, dan Alquran diturunkan dengan berbahasa Arab.

Ketiga, keimanan umat Islam semakin mantap. Sebenarnya, setiap urusan yang Allah tetapkan memiliki hikmah bagi alam semesta dan isinya. Peralihan arah kiblat menjadi bukti terhadap keagungan dan kebesaran-Nya.

Manusia diperintahkan untuk menjalani ketetapan tersebut dengan penuh keyakinan dan kesungguhan. Bukan tanpa sebab, karena segala sesuatu telah Allah atur dengan sebaik-baik pengaturan untuk kemaslahatan makhluk-Nya.

Itulah sejarah yang sering terlupakan dari bulan Sya'ban yang disertai hikmah atas peristiwa tersebut, seperti dikutip dari MUI.***

Editor: Sahril Kadir

Sumber: MUI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x