Perjalanan Politik Alexei Navalny, Tokoh Oposisi Rusia yang Trending Google di Indonesia

- 17 Februari 2024, 17:48 WIB
Alexei Navalny.
Alexei Navalny. /Reuters

Pada tahun 2013, dia kembali dipenjara setelah dituduh melakukan penipuan. Namun secara tiba-tiba, dia dibebaskan untuk berkampanye pada pemilihan wali kota Moskow tahun 2013.

Dalam pemilihan wali kota Moskow kali itu, dia menjadi runner-up di belakang sekutu Putin. Setelah itu, dia terus melakukan aksi protes nasional dan berkali-kali ditahan oleh polisi.

Selanjutnya, Navalny mencoba mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu 2018, tetapi tidak mendapatkan izin bahkan dilarang karena tuduhan penipuannya.

Pada Agustus 2020, Navalny pingsan dalam penerbangan di atas Siberia dan dilarikan ke rumah sakit di Omsk.

Hasil tes menunjukkan bahwa dia diracuni oleh Novichok, agen saraf yang biasa digunakan di era Soviet. Pada sisi lain, Kremlin membantah bertanggung jawab atas serangan itu.

Kondisi tersebut membuatnya dirawat di Berlin, dan terbang kembali ke Rusia pada Januari 2021 bersama istrinya.

Setibanya di Moskow, dia kembali ditahan karena melanggar ketentuan hukuman percobaan saat memulihkan diri di Jerman, dan dikirim ke penjara pada Februari 2021.

Hukuman dua setengah tahun yang diberikan kepadanya ditingkatkan menjadi sembilan tahun pada tahun 2023, karena dinyatakan bersalah atas tuduhan baru penggelapan dan penghinaan terhadap pengadilan.

Tak hanya itu, dia juga diberi tambahan waktu 19 tahun di fasilitas “rezim khusus” atas tuduhan ekstremisme.

Setelah tak terlihat selama dua minggu, dia muncul kembali di koloni hukuman di Arktik Utara pada akhir tahun 2023.

Halaman:

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x