Network
MANADO HITS- Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen (Purn) Benny Mamoto adalah orang pertama menemukan adanya kejanggalan dalam kasus pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo (FS).
Dimana Putra Sulawesi Utara ini Irjen (Purn) Benny Mamoto melaporkan adanya kejanggalan tersebut ke Menko Polhukam Mahfud MD, dimana adanya penghilangan barang bukti dan lainnya di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dikutip dari youtube Deddy Corbuzier yang melakukan podcast bersama Menko Polhukam Mahfud MD, yang tayang Jumat, 12 Agustus 2022 membahas tentang kasus pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo (FS).
Pada podcast tersebut dijelaskan Jendral Ferdy Sambo (FS) nangis bertemu beberapa orang sebelum kasus ini naik ke permukaan dan sebelum konferensi pers.
Baca Juga: Akui Rekayasa Kematian Brigadir J, Ferdy Sambo Minta Maaf Kepada Kapolri dan Masyarakat: Ini Pernyatannya
"Sudah ada pengkondisian untuk mendukung teori atau skenario itu Sehingga Pembelaan disaat awal datangnya dari Kompolnas, Komnas HAM," kata dia di menit ke 43:58
Lanjut dia, bikin kesimpulan ini skenario, berubah perspektif Kompolnas sekarang, kawal ini.
"Oleh sebab itu Pak Benny Mamoto yang sekarang dibully sebenarnya hanya ngomong sekali itu. Tetapi kan disetel terus seakan-akan baru ngomong kemarin," kata dia.
Dia menjelaskan, padahal dia sudah mengubah sikapnya dan Pak Benny Mamoto justru membuat surat resmi agar pemakaman Brigadir J secara polisi sebagai penghargaan.
Baca Juga: Bupati Pemalang Dikabarkan Terjaring OTT KPK Bersama 22 Orang Lainnya
"Pak Benny Mamoto juga yang memberikan informasi kepada saya bahwa terjadi penghilangan barang bukti, semua sudah diganti. Hasil olah TKP pertama dan kedua berbeda karena TKP pertama ini ada batik sekarangnya bertambah satu. Itu pak Benny Mamoto yang lapor, karena dia berubah perspektif," tegas dia. ***
