Bataha Santiago Diberi Gelar Pahlawan, Senator Djafar Alkatiri Tegaskan Hal ini

- 10 November 2023, 12:14 WIB
Djafar Alkatiri mengapresiasi gelar Pahlawan Nasional kepada Bataha Santiago
Djafar Alkatiri mengapresiasi gelar Pahlawan Nasional kepada Bataha Santiago /Kolase Wikipedia dan Lensasulut/

MANADOKU.COM – Bataha Santiago, tokoh dari Sulawesi Utara diberikan gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah, tepatnya saat peringatan Hari Pahlawan, Jumat 10 November 2023.

Selain Bataha Santiago, gelar Pahlawan Nasional juga diberikan kepada lima tokoh lainnya yang berasal dari provinsi lain.

Mereka adalah Ida Dewi Agung Jambe dari Bali, M Tabrani dari Jawa Timur, Ratu Kalinyamat dari Jawa Tengah, KH Abdul Chalim dari Jawa Barat, dan KH Ahmad Hanafiah dari Lampung.

Senator DPD RI dari Sulawesi Utara, Hi. Djafar Alkatiri pun melayangkan apresiasi kepada Pemerintah yang memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Bataha Santiago.

Baca Juga: Mengenal Pahlawan Nasional: Jenis dan Karakternya

Menurut dia, Raja Manganitu yang memerintah pada tahun 1670 sampai 1675 itu sangat layak menjadi Pahlawan Nasional.

Sebab, kata Djafar Alkatiri, raja yang memimpin wilayah yang sekarang masuk daerah Kabupaten Sangihe itu telah memenuhi syarat umum maupun syarat khusus.

"Beliau (Bataha Santiago) adalah seorang yang berjuang di wilayah NKRI, memiliki integritas moral dan keteladanan, serta setia dan tidak mengkhianati bangsa," ujar mantan Sekretaris Jenderal Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid ini.

"Beliau juga telah memimpin perjuangan untuk mempertahankan keutuhan wilayahnya, dengan konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi," sambungnya.

Senator DPD RI ini menambahkan, pahlawan telah berjuang tanpa pamrih, bahkan mengorbankan dirinya sendiri secara ikhlas demi bangsa Indonesia.

"Pahlawan mereka punya tujuan yang luhur. Pahlawan, mereka sadar bahwa kepentingan yang baik untuk orang-orang lain jauh lebih penting dari kepentingan dirinya, dan pahlawan adalah pemimpin yang tidak menipu rakyat," terangnya.

Makanya, lanjut Djafar Alkatiri, sudah selayaknya jika pengorbanan yang mereka lakukan itu tidak disia-siakan.

Sekilas tentang Bataha Santiago

Bataha Santiago adalah pahlawan dengan semangat gotong-royong dan ketegasan, yang dikenal sebagai penggagas 'Banala Pesasumbalaeng'.

Ia berupaya menyatukan kerajaan di Kepulauan Sangihe-Talaud serta melawan penjajahan Belanda, dengan semboyan "Nusa kumbahang katumpaeng" yang artinya "Tanah air kita tidak boleh dimasuki dan dikuasai musuh."

Pada tahun 1675, Gubernur Belanda Robertus Padtbrugge ingin perjanjian persahabatan dengan Raja Santiago, tapi ditolak.

Santiago menolak kerja sama dengan VOC dan bahkan menolak menandatangani Lange Contract. Ia lebih memilih perang selama empat bulan melawan VOC daripada tunduk pada Belanda.

Meski Santiago ditangkap dan dihukum mati pada tahun 1675, semangatnya tetap hidup. Makamnya di Desa Karatung I, Kepulauan Sangihe, menjadi tanda perlawanan, dengan prasasti yang berbunyi 'Biar saya mati digantung tidak mau tunduk kepada Belanda'.

Makam ini mengalami dua pemugaran, pertama pada 17 Agustus 1975 dan yang kedua pada 10 November 1993 oleh Komandan Korem 131/Santiago.

Sebagai penghormatan, Komando Resor Militer (Korem) 131/Santiago Provinsi Sulawesi Utara di Manado mengangkat nama Bataha Santiago pada alamat Jalan Sam Ratulangi No.33, Kelurahan Wenang Utara.***

Editor: Sahril Kadir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini