Renungan Harian Keluarga GMIM, 23 Juli 2022: Api PL Membinasakan, Api PB Menyelamatkan?

- 23 Juli 2022, 11:34 WIB
Renungan Harian Keluarga GMIM
Renungan Harian Keluarga GMIM /ManadoHits.com

MANADO HITS- Renungan Harian Keluarga (RHK) GMIM, 23 Juli 2022 dengan judul Api PL Membinasakan, Api PB Menyelamatkan?, dengan bacaan Alkitab Ibrani 12:29

Renungan Harian Keluarga (RHK) GMIM, 23 Juli 2022 dikutip ManadoHits.com melalui website dodokugmim yang tayang 20 Juli 2022.

Renungan Harian Keluarga (RHK) GMIM, 23 Juli 2022 menuliskan, Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus. Jika ucapan syukur dan ibadah kepada Allah dilakukan dengan cara yang tidak berkenan, maka “Allah adalah api yang menghanguskan.”

Menghanguskan artinya penghukuman. Memang secara substantif api adalah panas yang dapat membakar, menghanguskan dan memancarkan cahaya menerangi juga menghangatkan dan sebagainya. Jadi api memiliki dua makna.

Baca Juga: Pdt Yvonne Awuy Lantu Kembali Terpilih Ketua MD GPdi Sulut, Ini Struktur Lengkap Pengurus Periode 2022-2027

Allah sebagai api yang menghanguskan dapat berarti positif dan negatif. Secara negatif berarti penghukuman, penghancuran, pemberangusan, pembumihangusan dan lain sebagainya.

Secara positif berarti pemumian, perbaikan, dapat juga untuk memasak, menerangi kegelapan dan menghangatkan tubuh.

Dalam Perjanjian Lama, Allah digambarkan sebagai api yang negatif; cemburu, marah, murka terhadap dosa. Dalam bahasa di kalangan teolog disebut hukum deotronomy, yaitu gigi ganti gigi, mata ganti mata, dosa dihukum mati.

Akan tetapi dalam Perjanjian Baru, Allah digambarkan sebagai api yang positif; Allah penuh kasih karunia, pengampunan, penebusan dan membebaskan serta memerdekakan dari perhambaan dosa.

Baca Juga: Aplikasi Lapor Hendi Terobosan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi Wujudkan Pelayanan Paripurna

“Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.

Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:22-23) Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.

Api Perjanjian Baru memumikan, memerdekakan, membebaskan dan menyelamatkan, tetapi orang Kristen diingatkan, “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka.

Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.”(Galatia 5:13) Kendati api Perjanjian Baru adalah kasih karunia yang menebus dosa manusia.

Namun bukan berarti kita dapat mempergunakannya untuk melakukan apa saja sebebas bebasnya. Dan terbebas dari ancaman penghakiman dan penghukuman.

Yesus Kristus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru Kepadaku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapaku yang di Sorga” (Mat. :21).

Bukan setiap orang yang tekun berdoa, rajin beribadah, bersyukur dan memuji Tuhan, akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Hal ini tidak cukup atau baru setengah jalan.

Jika tidak berperilaku menjauhi dosa tetap api yang penuh kasih karunia itu akan menghanguskan. Kasih karunia adalah peluang. Tergantung kita mau menggunakannya atau tidak.

Kasih karunia membutuhkan response. Kasih karunia adalah hadiah yang diberikan cuma-cuma. Hadiah itu akan berguna dan bermanfaat jika kita menerima, menggunakan dan melakukannya.

Allah adalah api yang menghanguskan segala dosa dan ketidakmurnian. Oleh karena itu, kita harus hidup dalam kesucian dan ketulusan bagi Dia.

Waktu ini adalah era Kasih Karunia yang meminta manusia bertobat dan hidup berjalan di jalan-Nya. Marilah saudara, Yesus Kristus menunggumu selagi masih ada waktu. Amin. ***

Editor: Valentino Warouw

Sumber: Prokerela


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x