Google Doodle Hari Ini: Mengenang Jasa Prof Dr Sulianti Saroso dalam Perjuangan dan Kesehatan

- 10 Mei 2023, 14:00 WIB
Google Doodle hari ini menampilkan Prof Dr Sulianti Saroso
Google Doodle hari ini menampilkan Prof Dr Sulianti Saroso /Tangkap layar/Google

Setelah masa revolusi berakhir, Sulianti memulai karier di Kementerian Kesehatan. Dengan pengalaman yang semakin bertambah, ia menerima beasiswa dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mempelajari manajemen kesehatan ibu dan anak di beberapa negara Eropa, terutama Inggris.

Berkat pengalaman dan pendidikan yang dimilikinya, menjelang masa pensiun pada pertengahan tahun 1970-an, Sulianti aktif sebagai konsultan untuk lembaga internasional seperti WHO dan UNICEF.

Menurut laporan dari Indonesia.go.id, Sulianti yang namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Pusat Infeksi RI lebih cenderung tertarik pada dunia penelitian dan kebijakan kesehatan. Hal ini disampaikan oleh putrinya, Dita Saroso.

Dalam kata-katanya, "Ibu hampir tidak pernah menyuntik orang atau menulis resep," yang dikutip dari Indonesia.go.id pada Rabu, 10 Mei 2023.

Meskipun Sulianti lebih dikenal dalam hal penelitian dan kebijakan kesehatan daripada praktik medisnya, tidak dapat dipungkiri bahwa ia memberikan kontribusi yang besar bagi kesehatan masyarakat pada zamannya.

Selain menjadi seorang dokter perempuan di tengah dominasi laki-laki pada masa itu, Sulianti Saroso juga tercatat sebagai pakar kesehatan yang paling berpengaruh pada masanya.

Sulianti Saroso dilahirkan pada tanggal 10 Mei 1917 di Karangasem, Bali, seperti yang dilansir dari Indonesia.go.id. Ia adalah anak kedua dari keluarga dokter M. Sulaiman.

Tumbuh dengan kedua orangtuanya yang berprofesi sebagai dokter, Sulianti melanjutkan jejak karier ayah dan ibunya dalam bidang kesehatan.

Lanjut dari kehidupannya, di antara jasa-jasa Sulianti Saroso adalah perjuangannya dalam mempromosikan kesehatan ibu hamil dan keluarga, serta menjadi pelopor dalam upaya mengeliminasi cacar di Indonesia.

Namun, program Keluarga Berencana (KB) yang diusungnya sempat menghadapi tantangan dan penolakan dari beberapa pihak, termasuk Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Yogyakarta yang melibatkan dokter-dokter dan pemimpin organisasi keagamaan.

Halaman:

Editor: Sahril Kadir

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini