“Temuan kami menunjukkan bahwa penggunaan media sosial berbasis gambar menimbulkan risiko terhadap citra tubuh positif perempuan," tulis para peneliti dalam keterangannya.
Meski TikTok menawarkan konten positif mengenai citra tubuh, namun keterampilan literasi media sosial para pengguna serta paparan komersial tidak melindungi para pengguna dari risiko tersebut.
“Dengan demikian, hasil kami menunjukkan bahwa perempuan harus membatasi waktu mereka di TikTok untuk mengurangi ketidakpuasan tubuh,” tulis para peneliti.
“Penelitian di masa depan harus mengeksplorasi penyangga potensial lainnya dalam tautan ini, seperti netralitas tubuh, untuk menemukan cara membantu wanita memerangi ketidakpuasan tubuh dalam menghadapi penggunaan media sosial," tulis para peneliti dalam kesimpulannya.***