Inilah Arti Cap Go Meh dan Alasan Menggotong Toa Pe Kong Menurut Rohaniwan Konghucu

5 Februari 2023, 08:58 WIB
Penampilan Toa Pe Kong malam menjelang Cap Go Meh /MANADOKU/Sahril Kadir

MANADOKU, Pikiran Rakyat - Umat Konghucu di sejumlah wilayah Indonesia akan menggelar perayaan Cap Go Meh pada Minggu 5 Februari 2023.

Perayaan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat lokal maupun wisatawan nusantara, karena memberikan suguhan penampilan dan atraksi kebudayaan Tionghoa yang menarik.

Cap Go Meh tahun ini juga semakin menarik karena dalam dua tahun terakhir tidak digelar dengan alasan Pandemi Covid-19.

Lantas apa itu Cap Go Meh? Mengapa Toa Pe Kong diarak keliling kota, tepatnya di seputaran klenteng? Berikut jawabannya.

Baca Juga: Perayaan Cap Go Meh di Singkawang? Ternyata Begini Sejarahnya

Rohaniwan Konghucu, Ws.Gunadi S.Pd., M.Ag menjelaskan Cap Go Meh adalah malam purnama pertama pada tahun yang baru, dan dikenal sebagai saat puncak sekaligus penutupan Tahun Baru Imlek. 

Adapun perayaan Tahun Baru Imlek dimulai sejak tanggal 24 bulan 12 atau yang dikenal dengan Ersi Sheng An/Ji Si Siang Ang.

Saat itu, penghormatan atau sembahyang dilakukan kepada malaikat Cao Kun. Ada juga keyakinan lain bahwa hari itu adalah saat malaikat Cao Kun naik ke langit menghadap Tuhan untuk melaporkan perbuatan manusia selama satu tahun yang telah dijalani.

Namun berdasarkan spirit keagamaan, itu adalah saat menaikkan syukur ke hadirat Tuhan atas berkah keselamatan yang sudah kita terima. 

Setelah itu, ada sembahyang penutupan atau pergantian tahun Chuxi/Ti Sik yang dilaksanakan satu hari menjelang Tahun Baru (tanggal 29/30 bulan 12 Imlek) atau perayaan Ji Kao Me atau Sa Cap Meh.

Pada momen itu, umat Konghucu sembahyang di hadapan altar leluhur, memanjatkan doa kepada Tuhan untuk ketenangan dan kedamaian arwah leluhur yang telah medahului.

Setelah sembahyang kehadapan leluhur, diadakan acara makan bersama keluarga sekaligus menjadi momen reuni keluarga yang menjadi momen penting dalam keluarga Tionghoa. 

Pada malam harinya, memasuki saat Cu Si pukul 23.00-01.00 adalah detik-detik memasuki tahun baru dan dilakukan sembahyang syukur ke hadirat Tuhan dengan penuh khidmat.

Setelah itu, kegiatan berlanjut dengan saling menghormat, mendoakan satu sama lain, dengan harapan semoga tahun ini semua dapat menjadi lebih baik, dan segala harapan mulia akan dapat tercapai.

Penghormatan diberikan terlebih dahulu kepada kedua orang tua atau orang yang paling dituakan di dalam keluarga, lalu kepada saudara saudara yang lain. 

Adapun Cap Go Meh juga dipahami sebagai waktu untuk sembahyang kepada Bumi (Di) atau sembahyang awal tanam (Shang Yuan/Siang Gwan atau Yuan Xiao/Gwan Siau).

Besoknya, orang sudah dapat memulai kerja baru atau mulai menanam, karena mayoritas masyarakat pada era itu adalah pertani.

Sembahyang Shang Yuan/Siang Gwan dilakukan karena merupakan saat mulai diturunkannya berkah bagi kehidupan keselamatan dan kesejahteraan bagi segenap umat manusia melalui bumi. Oleh karena itu, saat Cap Go Meh juga dilakukan penghormatan kepada malaikat bumi.

Sementara menurut Ws.Gunadi, Toa pe kong atau Tu Di Gong sebenarnya istilah untuk menyebut para shenming, tepatnya shenming-shenming lokal.

Setiap daerah biasanya memiliki shenming yang dianggap penting dan berkuasa di wilayah tersebut. Secara harfiah Toa pe kong atau Tu Di Gong atau Tang Sin berarti paman agung atau paman tertua, bisa juga menjadi leluhur yang tertua yang dituakan. 

Toa Pe Kong selanjutnya dikaitkan dengan malaikat bumi (Tushen) dan Houtu, yang merujuk kepada malaikat  bumi, termasuk juga Houji/Ho Cik, seorang menteri pertanian pada masa pemerintahan Raja You/Giau dan Shun yang merupakan leluhur dinasti Zhao/Ciu, dan Fude Zhengshen, yang dikaitkan dengan malaikat bumi.

Kegiatan menggotong Tao Pe Kong atau membawa keluar para shenming berkeliling kota di wilayah sekitar klenteng dilakukan untuk memberikan aura baik, memberikan keberkahan kepada masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

Sebelum diarak, biasanya dilakukan ritual terlebih dahulu untuk tandu beserta isinya atau shenming yang ada di dalamnya.

Keyakinan ini tertanaman begitu kuat dalam masyarakat Tionghoa pada umumnya, dan umat Khonghucu pada khususnya.

Itulah arti sebenarnya dari perayaan Cap Go Meh dan alasan menggotong Toa Pe Kong keliling kota.***

Editor: Sahril Kadir

Sumber: Kemenag

Tags

Terkini

Terpopuler