Bahkan, kritikan dan serangan yang dilancarkan kubu lawan juga tidak berdampak besar terhadap elektabilitas Prabowo-Gibran.
"Dengan berbalik-nya situasi dari semula Ganjar memimpin kini justru jauh tertinggal dari Prabowo, kubu 3 mewacanakan untuk menggalang aliansi dengan kubu 1 dalam upaya mendorong agar Pilpres bisa berlangsung dalam dua putaran," jelasnya.
Alih-alih menjatuhkan elektabilitas, ungkap Alfian, justru dukungan terhadap pasangan Prabowo-Gibran semakin menguat.
"Prabowo-Gibran yang menampilkan diri paling siap melanjutkan program Jokowi berkorelasi dengan tingginya tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi," tuturnya.
Dia juga menyampaikan, pecah kongsi Jokowi dengan PDIP semakin merugikan pasangan 3, karena praktis Prabowo-Gibran mendapat limpahan dukungan dan sumber daya dari kekuasaan.
"Meskipun aspek netralitas terus ditekankan, kandidat yang didukung petahana selalu dalam posisi diuntungkan," ujar Alfian.
Kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran juga banyak disumbang dari migrasi pemilih nasionalis yang mengkhawatirkan kemungkinan aliansi antara pasangan nomor 3 dengan 1.***